[10] Something Inside Martin's Mind

814 164 4
                                    

Usai Jae Hyuk bercerita, semua anak meregangkan tubuh-tubuh mereka di sandaran sofa, menghapus buliran mata yang kerap kali menetes, dan mengusap wajah-wajah mereka kasar, tak lupa menghirup napas dalam-dalam selepas mereka menumpahkan semua emosi yang sudah dipendam terlalu lama.

Namun, Ra Joon menyadari bahwa Martin sedari tadi hanya menundukkan kepala, melamun dan menautkan jari-jarinya cemas seperti banyak benang kusut di kepalanya. Sepuluh tahun kenal dan tinggal bersamanya, jelas ia amat paham jika Martin sedang tidak baik-baik saja.

“Martin, serius tidak apa-apa? Tidak mau cerita?” tanya Jae Hyuk.

“Cerita apa?” tanya Martin melongo.

“Cerita masa lalumu lah! Kita semua sudah, kamu tidak mau?” timpal Hae Jin.

“Siapa tahu ada cerita waktu kamu di Kanada dulu, atau tentang … ayahmu mungkin?” balas Jae Hyuk.

“Hahaha, aku tidak ingat jelas masa-masa itu, dari kecil aku sudah di sini,” jawabnya. “lagi pula masa laluku biasa saja kok, tidak ada yang harus diceritakan,” sambungnya.

“Ah, bagus deh kalau gitu … aku mengantuk soalnya,” balas Hae Jin menguap dan langsung bersandar sambil menutupi wajahnya dengan tas.

Martin hanya terkekeh kecil.
“Ya sudah, kalian tidur saja, sudah malam sekali ini. Jae Hyuk, kamu istirahat,” sahut Martin berdiri seraya merapikan barang-barang bawaan agar kawannya bisa tidur nyenyak di sofa bersama.

 Jae Hyuk, kamu istirahat,” sahut Martin berdiri seraya merapikan barang-barang bawaan agar kawannya bisa tidur nyenyak di sofa bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi menjelang.
Ibu Martha kali ini bersama ketujuh anak itu di rumah sakit untuk membantu menyiapkan kepulangan Jae Hyuk hari ini.

“Sudah lebih baik, Nak?” tanyanya.

“Ehm, lumayan,” jawab Jae Hyuk tersenyum.

“Pulang ke rumah, kalian istirahat saja ya, semua?”

“Iya, Bu,” jawab mereka serempak.

“Sini biar Ibu yang rapikan,” tawar Martha. Jae Hyuk lantas mengangguk dan pergi duduk bersandar pada sofa menunggu Martha yang tengah mengemas barang-barangnya.

Selagi menunggu, pikirannya kali ini terlempar kembali pada hari-hari lalu, di mana mimpinya yang mengerikan itu terjadi.

“Bu?” panggil Jae Hyuk.

Martha menoleh.

“Ibu belum jawab pertanyaan Jae Hyuk kemarin,” tambahnya.

“Pertanyaan yang mana?” tanyanya lagi.
Semuanya mendadak hening. Martin yang tengah memakai jas seragam sekolahnya sembari melihat pantulan dirinya pada jendela kamar rumah sakit itu lantas terdiam menunggu jawaban Jae Hyuk yang menarik perhatiannya.

The Doors: Survive | TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang