[28] In Action Pt.2

249 40 2
                                    

“Ma, lepasin!” tegas Martin penuh penekanan. Jemarinya yang bebas terus memaksa agar genggaman Martha terhempas. Namun Martha tak sedikit pun peduli, ia tak berkata apapun, hanya menyeret anaknya untuk masuk ke kamarnya.

Di dalam kamar. Wanita itu menutup pintu dan melepas rengkuhan kuatnya. Martin mundur dan meringis memandangi tapak tangan merah terlukis di lengannya yang mulai berdenyut.

“Mama apa apaan sih??!” bentaknya.

Martha masih bungkam, menopang tubuhnya dengan memegangi permukaan pintu dengan napas yang naik turun. Martin keheranan, dan wanita itu mulai berbalik badan.

“Nak, Mama nggak bermaksud jahat bawa kamu kesini,” lirihnya mengiba.

“Terus apa?! Mama nyeret Martin kesini!”

Martha dengan cepat memegangi kedua pundak anak itu, tatapannya begitu mendung, manik matanya berlinang air mata, bibirnya bergetar seperti menahan tangis. Anak itu masih keheranan menatap wajah berantakan dari sang ibu. Tapi tak lama, Martha tiba-tiba saja memeluk tubuh kokoh Martin dan memecahkan seluruh tangisnya di sana. Dekapannya makin erat dirasa saat ia baru menyadari, anak semata wayangnya kini sudah tumbuh besar dengan sangat baik.

Martin sungguh tak mengerti dengan apa yang terjadi, ia mundur dan melepas pelukannya. “Mama kenapa sih?!” tanyanya.

“Maafin Mama ya, Nak. Dari awal Mama yang salah, Mama yang udah buat kalian menderita, Mama menyesal udah bergabung ke lingkaran setan itu. Tapi tolong percaya sama Mama, Nak, Mama nggak pernah berbuat apapun lagi usai tragedi itu. Kamu tahu niat Mama buka panti asuhan ini kan??” tanyanya menatap wajah Martin, tetesan air mata jatuh ke pipinya.

“Mama ingin bantu anak-anak yang kesusahan, Nak.”

“Terus ada apa sama Yuri?!! Teror besar ini? Dan yang Hae Jin lihat saat itu?! Mama masih minum darah itu kan?!” sentaknya menyalangkan mata.

“Enggak, Nak, enggak … Bibi, Bibi Kim! Dia penjahatnya di sini, dia busuk, Nak. Dia mencekik dan memaksa Mama untuk minum cairan itu. Jangan percaya padanya, Mama mohon … Mama tahu kalian bertujuh sudah mengetahui kebenarannya, kebenaran tentang ibumu yang mantan seorang pembunuh, Mama menyesal ..” ucapnya terisak. “Mama nggak mau kehilangan kalian, tolong jangan percaya padanya, dia pembunuh, jiwanya masih setia dengan iblis-iblis itu,” isaknya lagi terjeda. “Dan kalian akan dijadikan target selanjutnya.”

Anak lelaki itu terlihat mematung, air mukanya sama kacaunya dengan wanita rapuh di depannya. Sejenak ia merasa sakit melihat ibunya yang berantakan, namun batinnya berkata lain, ia tetap seorang penjahat yang sudah menghancurkan masa kecilnya.

“Tetap, Mama dan orang-orang itu udah buat kita hancur. Terutama Jae Hyuk, dia sama sekali nggak mengenal orang tuanya di saat dia sangat ingin bertemu dengan mereka! Mama udah bohong, Mama memanipulasi semua kejadian. Mama tahu kacaunya Jae Hyuk selama ini? Dia berubah gara gara Mama!”

 Mama tahu kacaunya Jae Hyuk selama ini? Dia berubah gara gara Mama!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Doors: Survive | TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang