Tak pernah aku melihat manusia setegar kalian. Terbuat dari apa hati kalian hingga bisa sekuat ini? Sungguh sulit memercayainya bahwa wajah-wajah berseri ini ternyata pernah memiliki segunung air mata yang tumpah, segudang emosi yang tak tertahankan, sampai serangkai memori masa lalu yang enggan terbuang. Senyuman kalian terlalu manis untuk melalui sejarah pahit itu sendirian. Kita sama-sama mengobatinya, ya?
Ngomong-ngomong, sejarahku tak ada apa-apanya dibanding lika-liku kalian di masa lalu. Justru sejarahku kali ini semuanya abu-abu, bahkan masih kupertanyakan sendiri beribu kali di otak. Bahkan identitas diriku sendiri masih kucari jawabannya.
Keluargaku kala itu termasuk dalam golongan orang-orang yang spesial, mereka indigo. Menyeramkan bukan, walau hanya menyebut namanya? Ya, itu keluargaku. Dahulu saat aku kecil, aku sudah sering dilatih dan diperlihatkan dengan hal-hal yang berbau supranatural. Bahkan kedua orang tuaku saat itu selalu saja benar dalam membaca pikiranku, mendengar suara batinku, hingga kata-kata yang belum kulontarkan ... ia bahkan sudah menjawabnya.
Agak aneh, dan tentu tak percaya. Aku mengira itu hanya tebakan yang beruntung. Sampai di mana mereka mengajakku bermain di alam bawah sadarnya, dan bertemu kakek nenek yang sudah meninggal lima tahun lalu. Sulit memercayainya jika ternyata saat itu aku berbincang dengan sosok yang telah tiada, tapi sangat terasa nyata. Itulah pertama kalinya aku bertemu Kakek dan Nenek.
Kakek dan nenekku zaman dahulu adalah seorang demonologist atau seorang pemburu hantu. Namun, mereka meninggal karena pekerjaannya sendiri. Nenek kerasukan puluhan iblis yang murka saat sedang berusaha membantu gadis kecil yang diganggu. Kakek kemudian membantunya, tetapi Nenek membunuhnya segera karena dorongan iblis di dalam dirinya. Ya, tragis. Untung saat itu aku masih sangat kecil dan belum tahu apa-apa.
Lalu pekerjaan itu turun pada orang tuaku. Mereka pun sering membantu orang-orang yang ketakutan dan memperlihatkan padaku bagaimana mereka bekerja. Namun, jujur, aku sama sekali tidak ketakutan. Aku malah takjub dan terus mempelajari hal itu meski kenyataan mengatakan aku bukan bagian dari mereka. Hanya aku seorang yang tidak punya kemampuan spesial itu. Indigo, hanya aku yang tak punya dari keseluruhan keluargaku. Entah aku yang spesial, atau mereka yang spesial.
Melihat hal supranatural dengan bola mataku sendiri, membaca buku mistis, dan menonton film-film horror adalah favoritku. Bahkan dulu aku selalu berdoa bahwa aku ingin melihat ‘mereka’ dan ingin berkomunikasi dengannya. Sepertinya akan asyik bukan, memiliki teman beda dunia? Namun, sayangnya aku tak diberi kesempatan untuk itu.
“Demi Tuhan, kamu aneh, Jae Hyuk!”
“Bukan aneh, Ra Joon, ini unik.”
“Iya, iya terserah, ayo lanjut.”
Oke, kalian harus mendengarnya hingga akhir. Masa itu, aku sering melakukan hal bodoh karena aku tak punya kemampuan itu. Makanya aku sering kali berpura-pura bahwa aku bisa melihat sebagian dari ‘mereka’, dan selalu berpura-pura menemui hantu di rumah, serta berlagak layaknya seorang penangkal hantu, meniru kedua orang tuaku. Padahal pada kenyataannya, aku tak melihat apa pun, merasakan keberadaannya saja tidak bisa. Sedikit memalukan untuk diingat.
Ah, iya! Aku bilang, orang tuaku saat itu adalah seorang demontologist, bukan? Mereka saat itu memiliki satu ruangan sendiri di rumah untuk mengasah kemampuannya, juga untuk membaca buku-buku mistisnya, dan … melakukan hal-hal yang tak kumengerti. Oh iya, seingatku mereka juga mengoleksi barang-barang kuno yang sebelumnya berhantu dan dibersihkan oleh mereka, lalu disimpan sebaik mungkin di ruangannya.
Dan pada suatu hari, aku pernah mendengar nyanyian yang menggema di dalam rumahku seperti … mantra? Doa? Sesuatu seperti itu. Kudengar suara itu seperti melayang di langit-langit rumah. Kukira suaranya berasal dari ruangan kecil itu. Namun, saat kubuka ruangan itu, semua sepi, tak ada apa pun di dalamnya. Lalu aku menyusuri seluruh sudut rumah hingga aku menemukan ruangan bawah tanah di sana. Aku bahkan baru mengetahui ada ruangan seperti itu di rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doors: Survive | TERBIT ✓
Mystery / ThrillerEND COMPLETE, BUT PLANNED TO REVISE - 𝐒𝐢𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 : 𝐏𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐀𝐬𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐠𝐚𝐡 𝐝𝐢 𝐁𝐮𝐬𝐚𝐧, 𝐬𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐦𝐩𝐮𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐩...