[12] Who's Under My Bed?

871 162 7
                                    

Sepulang sekolah mereka kembali ke asrama bersama dengan menaiki bus. Pada awalnya Jae No masih berani dan percaya diri memasukinya, tetapi ketakutannya akan cekikan dari makhluk asing tadi memicu trauma Jae No kembali saat menduduki kursi bus. Bayangan-bayangan kelamnya kembali menyerang, menusuk-menusuk otak dan membuat tubuhnya gemetar juga berkeringat. Namun, ia memilih diam, tak ingin mengganggu kawannya yang tengah tertidur.

Sekilas ia menatap Jae Hyuk yang memejamkan mata dengan kepala menghadap jendela, tetapi bulu kuduknya merinding seketika mengingat kejadian siang tadi yang menimpanya.

Sekilas ia menatap Jae Hyuk yang memejamkan mata dengan kepala menghadap jendela, tetapi bulu kuduknya merinding seketika mengingat kejadian siang tadi yang menimpanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jae No-ya!” panggil Ra Joon sambil berlari ke arahnya.

Memasuki kamarnya, Hae Jin, Kim bersaudara, serta Ra Joon begitu kebingungan karena kecanggungan yang tiba-tiba melanda. Jae Hyuk, Jae No, dan Martin tiba-tiba berjauhan, entah apa penyebabnya.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Ra Joon cemas.

Mata Jae No melirik ke segala arah sambil mengusap leher. Ia gelisah.

“T-tidak apa-apa,” jawabnya tersenyum tipis, lalu pergi ke ranjangnya.

“Jae No! Sini, sini, ayo cerita,” ajak Ra Joon menarik lengan lelaki itu.

Jae No mengempasnya dengan gemetar.
“Hei! Kamu masih ketakutan naik bus, ‘kan? Kemari, duduk. Tenangkan dirimu.”

“Aku tidak apa-apa, Ra Joon,” tolak Jae No.

Ra Joon berdecih. “Sudah tidak ada orang di sini. Lihat sudah pada keluar. Sekarang ayo cerita,” paksa Ra Joon sembari menarik Jae No untuk duduk di kasurnya.

Wajah Jae No benar-benar kacau, perasaannya berkecamuk. Ia sesekali meneguk ludah dan menyisir helaian rambut dengan jarinya, mengusap keringat.

Sebelum akhirnya bicara, Jae No menggenggam tangannya sendiri, menahan agar gemetarnya mereda. “Aku yakin sekali kamu tidak akan percaya,” tuturnya perlahan.

“Tidak, tidak, aku akan percaya,” jawab Ra Joon sambil mengangguk dan menepuk paha Jae No untuk meyakinkannya.

“Ehm, apa kamu merasa kalau akhir-akhir ini seperti ada yang aneh? Apalagi Jae Hyuk, dia seperti diteror oleh seseorang? Semacam ... dihantui?” tanya Jae No gelisah.

Ra Joon mengangguk cepat.

“Dan, sepertinya aku juga sudah kena teror itu juga.”

“HAH! Jangan bercanda.”

Jae No menghela napas. “Aku dicekik Jae Hyuk di kamar mandi.”

Ra Joon membelalakkan mata, rahangnya juga terbuka lebar. “Dia kerasukan lagi?” tanya Ra Joon.

“Aku kira awalnya begitu, cekikannya kencang luar biasa sampai aku kehabisan napas. Aku merasa hampir mati saat itu. Kuku-kukunya bahkan hampir menusuk leherku, tidak ada orang yang masuk untuk menolong, sampai akhirnya ternyata Jae Hyuk asli keluar dari kamar mandi sambil memperhatikanku yang sedang tersiksa sendiri.”

The Doors: Survive | TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang