Remember the place because it was why reason God to meet us
•••••••
Happy reading💜
Seorang pria menyesap kopi hangat di musim dingin. Memperhatikan titik-titik embun itu yang semakin deras. Dihidupkannya perapian hingga suasana tampak hangat. Gelas coklat dengan tulisan "Coffe" melingkar pada diameter gelas.
"Oppa, apa kita tidak bisa bermain hari ini?" Tanya Kim Hyera.
"Sayang, lihatlah diluar sedang hujan salju. Mmm, bagaimana jika besok? Oppa tidak ingin kau sakit" Jawab pria dewasa.
Hyera hanya mengerucutkan bibirnya tanda kecewa. Tapi dia bisa apa, hujan salju datang secara tiba-tiba. Ia juga tidak mau sakit. Akan lebih baik jika menunggu esok saja kan? Yaps, pertimbangan yang bagus.
"Hei, kenapa kau cemberut begitu? Kau tidak akan cantik lagi nanti. Mmm, bagaimana kalau Oppa buatkan coklat kocok panas dan kita bermain dengan bonekamu?"
"Sungguh? Tae oppa mau menemaniku bermain?" Tanya Hyera ragu namun terlihat jelas wajahnya yang berbinar.
Ya pria yang menjadi kakak Hyera bernama Kim Taehyung. Berumur 25 tahun. Seorang pria muda menjabat sebagai CEO di perusahaan milik dirinya sendiri. Kepergian sosok ibu membuatnya ingin hidup mandiri. Ayahnya juga seorang CEO tapi Taehyung tidak terlalu dekat dengannya. Entahlah, sejak dulu ia hanya dekat dengan ibunya sedang Hyera dekat dengan ayahnya. Selama ini Taehyung hidup dengan menuruti permintaan ayahnya, entah itu sebenarnya hanya permainan bisnis saja. Bahkan pria lajang itu sering sekali dijodohkan oleh anak rekan bisnis ayahnya, namun untuk urusan hati Taehyung selalu menolak. Mungkin itulah yang menyebabkan seorang ayah dan putranya jadi tidak akur. Selama ini Taehyung menuruti permintaan sangat ayah tapi jika itu urusan hati, maaf dia tidak bisa.
Taehyung memiliki teman dekat seorang wanita. Namanya Nancy. Taehyung juga sangat mementingkan temannya ini. Entah apa perasaannya untuk Nancy. Gadis yang berusia sama dengannya itu memiliki depresi . Dia punya penyakit mental dengan beberapa phobia tertentu seperti dia takut akan hal berbau darah. Untuk itu Taehyung selalu ada untuknya. Tidak tahu bagaimana takdir mengubah semuanya dalam sekejap.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Oppa, Hyera bosan. Belikan aku coklat dan rainbow cake ya" Ucap Hyera dengan jurus andalannya, aegyo.
"Mmm, apa tidak bisa besok saja? Ini sangat dingin. Kau tidak kasihan dengan Oppa?"
"Aku tidak mau tahu, pokoknya aku mau itu sekarang juga. Dan lagi, Oppa juga harus membelikanku satu boneka beruang lagi, ok?"
"Hyera...." Ingin Taehyung berteriak jika ia kini lelah. Tapi dia tidak mungkin melakukan itu pada Hyera. Pria itu terlalu takut kalau Hyera akan membencinya.
"Baiklah, kita musuhan!" Hyera marah.
"Ok, baik. Oppa akan membelikanmu. Tapi kau tidak boleh ikut. Kau harus tetap dirumah"
"Tapi Oppa, Hyera mau..."
"Turuti Oppa, atau Oppa tidak akan membelikanmu?" Ucap Taehyung tegas.
Hyera pun menganggukkan kepalanya lemah. Daripada ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan lebih baik menunggu dirumah sambil meminum coklat panas sepertinya bukan pertimbangan yang buruk.
Taehyung mengambil coat dan menutupi kepalanya dengan topi salju. Topi rajutan yang ia beli ketika dia masih berada di Berlin. Yah, mungkin sedikit tidak muat karena ia membeli itu ketika masih remaja. Sangat betul ia ingat ketika ibunya membelikan topi rajut berwarna putih ini. Sebenarnya dia lebih menyukai topi rajut berwarna hitam dengan pin winter bear disisi kanannya. Bahkan saking sukanya, ia berebut dengan anak gadis lain yang sama-sama ingin membeli. Tapi ibunya mengajarkan dia untuk mengalah. Ah, mengingat topi rajut itu dia jadi kembali bernostalgia lagi dengan kenangan bersama sang ibu.