You make me say that our bond it's true. I swear for the first time because of you. Is that a destiny?
Jihyo berada di rumah sakit. Taehyung membawanya langsung dan memilih agar tetap menunggu gadis ini. Ia merasa bersalah. Meski tak tahu apa penyebab gadis itu terlihat sangat takut. Tapi ia sedikit percaya bahwa mata yang tertutup itu tidak sedang berkhayal.
Akan aku dapatkan jawaban itu bagaimanapun caranya
Perban terbubuh rapi di pelipis kanan Jihyo. Menutup sebagian kecil kening dibagian kanannya. Dokter hanya mengatakan kalau Jihyo hanya syok. Dan setelah bangun ia boleh langsung diperbolehkan pulang. Kini setelah menunggu beberapa saat Taehyung meninggalkan Jihyo untuk mengurus masalah administrasi.
••••
Taehyung pergi dan seseorang datang. Orang berambut coklat pekat dengan topi hitam menutupi sebagian rambutnya itu membuka pintu ruangan perlahan. Jihyo tidak terganggu. Matanya masih terpejam erat. Lalu, seseorang itu datang lebih dekat.
Mendapatkan posisi sedekat ini membuat ulasan senyum lirih terbit dibibir orang itu. Matanya hampir mengeluarkan kristal bening. Ia gerakkan tangannya untuk mengusap pipi Jihyo yang chubby. Wajahnya yang lembut dan juga cantik.
Memandang lamat - lamat wajah imut Jihyo yang sedang tertidur adalah hal favoritnya. Anggap saja penguntit. Tangannya mengusap puncak surai Jihyo dengan lembut. Dan satu tangannya mengenggam tangan dingin Jihyo.
"Bahkan ketika dunia membuatmu merasa seperti orang bodoh. Kau tetap tersenyum. Hatimu begitu tulus. Aku selalu menunggu saat itu tiba. Tapi kapan, Park Jihyo?"
Orang itu mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya. Gelang hitam dengan garis emas ditengah. Sedikit ada lekukan dengan tulisan didalamnya. Pria itu memakaikan gelang ini pada Jihyo yang masih nyaman dengan tidur sementara.
"Aku harap dengan ini kita bisa dipertemukan lagi. Mari bermain takdir. Akankah, aku yang datang menemuimu, atau kau sendiri yang akan datang padaku. Kau suka bermain - main kan?"
Pria itu mengecup kening Jihyo sedikit lama. Lalu turun ke bibir pink Jihyo sekilas. Memeluk tubuh yang mungil itu sebentar. Karena ia menyadari ini adalah hal yang langka.
"Maaf, aku menjadi seorang pengecut, Ji. Kau sama sepertiku. Aku minta maaf karena kita memiliki kelebihan yang sama. Semoga kau tidak tersiksa dengan itu untuk selamanya"
Semua orang bahkan berniat menyembunyikan keadaannya yang sebenarnya. Ia tahu, ketika dunia membuat ia seolah sudah tiada, gadis mungil itu masih kerap bertanya dimana keberadaannya. Untuk itu ia hanya bisa mengamati dari kejauhan.
"Aku pergi Jiggly. Meski begitu, yakinlah bahwa aku tetap menjadi bayanganmu" Lalu seseorang itu pergi dan melihat Jihyo untuk kesekian kali lewat kaca ruangan. Seolah-olah ia merindukan seorang gadis yang terbaring ini.
Taehyung yang sudah selesai mengurus administrasi terkejut dengan keberadaan seseorang yang tak dikenal menatap kaca ruang Jihyo. Jelas sekali tatapan rindu dan senyuman lirih terpatri diwajah orang itu. Taehyung khawatir jika orang itu berniat jahat pada nona muda Jihyo.
"Hei, siapa kau?" Tanya Taehyung.
Orang itu menoleh sebentar lalu segera lari meninggalkan tempat itu. Taehyung pun segera mengejar orang aneh ini. Langkah orang itu begitu cepat. Ia bahkan menabrak beberapa orang untuk mengejar orang tak dikenal tersebut.
"Berhenti!" Ucap Taehyung.
Tapi orang itu tetap lincah berlari. Hingga pada di kerumunan tertentu, Taehyung kehilangan jejak. Pintar sekali orang itu mengecohnya. Siapa dia? Untuk apa melihat Jihyo dalam tatapan seperti tadi?