Matahari menunjukkan sinarnya menembus gorden kamar nona Park. Perlahan seorang gadis menggeliat karena cahaya yang masuk secara paksa sedikit menganggu indra penglihatannya. Kedipan mata sayup kini mulai terbuka lebar. Semakin lebar karena melihat wajah seorang pria yang begitu dekat dengan wajahnya.
"Tae Oppa? Aku tidak mimpi kan? Ini Tae Oppa?" Gumam Jihyo, tangannya mengusap pipi Taehyung pelan sebagai bukti realisasinya.
"Hmmm.... Ini aku. Tidurmu nyenyak?"
Mata Jihyo terbelalak ketika pria itu berbicara namun dengan mata yang masih terpejam. Dia ingin menjauhkan tubuhnya, tapi lengan kekar itu lebih kuat menarik pinggulnya.
"Tae Oppa kenapa kemari? Aku belum mandi. Kita tidak bisa bermain"
Sekali lagi Taehyung menghela nafasnya. Ia sudah bersikap romantis namun gadis ini ternyata tidak peka juga. Sia - sia. Yang dipikirkan gadis ini hanya bermain. Lantas pria itu langsung terbangun.
"Kalau begitu mandilah. Aku akan pulang"
"Eh? Tapi bagaimana bisa Tae Oppa tidur disini? Aaa aku ingat! Oppa yang mengantarku ya?"
"Kalau bukan diriku siapa lagi?" Ujar Taehyung ketus.
Pria itu lantas melangkahkan kakinya keluar dari kamar Jihyo. Gadis itu seperti orang bingung menanggapi ucapan Taehyung. Lantas, tak mau berlama - lama Jihyo segera mandi dan bersiap diri.
Jihyo keluar dengan pakaian sederhana. Hanya menggunakan pelembab diwajah ayunya. Menggunakan jumpsuit jeans dengan bagian celana yang kebesaran. Gadis itu menguncir rambutnya menjadi dua. Dengan sedikit poni yang menambah kesan imut pada parasnya.
Jihyo melangkah senang menuruni tangga. Tetap membawa Bubu yang sekarang menjadi teman favoritnya. Jangan pikir kalau Jihyo akan baik - baik saja meski menampilkan wajah ceria. Masih ada ketakutan yang mendalam, hanya gadis itu memilih untuk melupakannya. Sesaat.
"Hai!" Sapa Jihyo pada para Maid dan dibalas sapaan penuh tawa juga.
Sungguh, meski nona muda mereka seperti anak - anak, tapi mereka seperti menganggap Jihyo sebagai anak perempuan mereka sendiri. Ayah mereka Park Hyunsik tidak pernah mendatangi rumah untuk menanyakan keadaannya, ia datang karena Chanyeol saja.
"Eoh, Tae Oppa kau masih disini? Bukankah harusnya kau pulang?" Jihyo terkejut melihat Taehyung yang masih duduk disofa ruang tamunya.
"Siapa yang mengharuskan aku pulang?" Taehyung mendekat pada Jihyo.
"Tadi Oppa yang bilang sendiri" Ujar Jihyo polos.
Benar juga, haish
Taehyung menyibak rambutnya yang sedikit coklat kebelakang, menutupi rasa malunya. Pesonanya dapat membuat gadis bertekuk lutut pada pria 25 tahun ini. Kecuali, calon istrinya sendiri. Karena itu sia - sia.
"Mau bermain dengan Oppa?"
•••••
Sebelum Taehyung mengajak Jihyo bermain. Ia terlebih dahulu mengajak calon istrinya itu ke mansion pribadinya. Ini kali pertama bagi CEO muda ini mengajak seorang gadis masuk kedalam mansionnya. Jika kalian berfikir ada Nancy, maka salah. Nancy datang karena keinginannya gadis itu sendiri. Sedangkan untuk Jihyo, memang Taehyung yang menginginkannya.
"Aku akan mandi, kau tunggu dulu disini ok? Ada juga beberapa mainan kalau kau ingin bermain" Taehyung benar-benar menyiapkan mainan untuk Jihyo. Ya sebenarnya mainan Hyera. Kini, ia mulai sedikit terbiasa dengan pikiran Jihyo yang selalu berpikir tentang bermain dan bermain.