Semua pelayan dan penjaga menunggu didepan kamar Jihyo. Tak berani untuk bertindak lebih meski dihati mereka merasa sakit mendengar jeritan Jihyo didalam sana. Sesuai perintah tuannya, jangan pernah mendekati Jihyo jika bukan karena perintahnya.
"Apa kalian tuli?! Dia dalam bahaya didalam sana tapi kalian diam saja disini? Persetan!"
Taehyung mengetuk pintu itu dengan keras. Bohong jika dia tidak khawatir. Wajahnya hanya kedok dari rencana. Ekspresinya keras, tapi tidak untuk hatinya. Dia lembut. Hanya terkadang kehilangan seseorang membuat ia menjadi temperamen.
"Jihyo buka pintunya!"
Didalam sana Jihyo tak menggubris. Taehyung hanya bisa mendengar tangisannya. Akhirnya Taehyung mendobrak pintunya. Matanya membola melihat pemandangan didepannya.
Tangannya beralih menutup pintu itu dengan keras. Ia berlari menghampiri Jihyo yang seluruh tubuhnya penuh dengan darah. Wanita itu melakukan self harm. Ia menyayat pelipisnya sendiri dengan pecahan kaca. Tangan, kaki, leher semua sudah tertutup darah. Sempurna. Terakhir, Jihyo mencekik lehernya sendiri. Urat nadinya terlihat jelas.
"Kubilang hentikan Jihyo!"
Wanita itu melempar kaca - kaca yang berserakan pada Taehyung. Kaca itu berhasil mengenai lengan dan beberapa sudut wajah Taehyung. Darah pria itu mulai mengalir. Jihyo berlari seolah tak merasakan banyaknya luka yang ia rasakan karena menginjak guci mahal yang sengaja dipecahkan. Pria itu mengejarnya, ia meraih lengan Jihyo namun sedetik kemudian Jihyo memukul kepalanya dengan salah satu guci favoritnya. Tapi tetap tangannya tak melepas Jihyo.
"Arghh.. Hentikan Jihyo!"
"Kau seorang pencuri! Pembunuh! Enyahlah!" Teriak Jihyo.
"Apa yang kau lakukan?! Kau sudah gila Jihyo!"
"Hmm? Aku gila? Wahh..jinjja?" Jihyo tersenyum lebar. Lebih tepatnya....mengenaskan.
"Diam ditempatmu Jihyo, kau tidak akan melukaimu dirimu lagi...mengerti?"
Taehyung menarik bahunya untuk mendekat. Tapi Jihyo hanya terdiam dan terkekeh geli. Dia tertawa melihat wajah Taehyung yang terlihat khawatir.
"Wajahmu lucu Oppa. Dan apa ini? Kenapa kau tidak memakai bajumu? aishh.... kau membuatku malu. Baiklah aku akan menutup mataku sekarang" Jihyo menutup wajahnya.
Hati pria itu tersayat. Apa yang sudah ia lakukan? Dia telah membuat orang yang ingin ia lindungi menjadi gila. Tanpa sadar kau membuatnya tertekan. Kehilangan arah.
"Mianhae...." Lirih Taehyung.
Jihyo membuka wajahnya. Ia menatap lekat wajah pria itu. Ia mengusap wajah Taehyung dengan darah yang terjiplak jelas di pipinya. "Kenapa kau minta maaf Oppa? Apa kau berbuat salah padaku?" Ia tertawa. Suaranya seperti anak kecil.
"Aku..." Jihyo membungkam mulut Taehyung yang ingin berbicara.
"DIAM! Katakan kenapa aku tidak mati? Aku sudah berusaha untuk membunuh diriku sendiri. Kenapa pria bernama Taehyung itu juga tak kunjung membunuhku, kenapa Oppa? Kenapa?!"
Jantung Taehyung berdegup kencang. Dia tak pernah berniat sampai sejauh ini. Kini wajah Jihyo berubah menjadi sendu. Wanita itu menangis.
"Ayo bunuh aku, kumohon..." Jihyo menarik tangan Taehyung untuk mencekik lehernya.
"Kau tidak dengar?! Kubilang bunuh aku!"
"AKU TIDAK AKAN PERNAH BISA MEMBUNUHMU. AKU BERSUMPAH TAK AKAN PERNAH BISA BENAR-BENAR MELUKAIMU!!" Taehyung meraih wajah Jihyo untuk membuat wanita itu tersadar.