...~Nice to meet You~...
Jihyo sangat senang ketika coklat dan lolipop itu berhasil jadi miliknya. Si pria hanya melihat gadis itu sembari sesekali membaca kembali tiket gratis nonton bioskop yang mereka dapatkan. Jihyo berada di taman dekat dengan tempat ia berkencan tadi. Sangat sepi, tapi entahlah. Taehyung yang membawanya kemari. Cuaca yang sedikit mendung dengan angin yang berhembus kencang menerbangkan rambut indah seorang Park Jihyo.
Taehyung yang masih termenung dengan tindakannya yang bisa dikatakan kelewat batas dari yang seharusnya ia lakukan. Semua itu seperti ada seseorang yang membujuknya untuk mencium gadis ini lebih dalam. Pikirannya selalu terputar bagaimana ia dengan terbuka melumat bibir nona Jiggly yang sepertinya tidak menganggap ciuman tadi serius. Sungguh, dia seperti korban disini. Padahal jelas dia pelakunya. Ah, membingungkan.
••••
"Tae Oppa, kau mau? Coklatnya enak sekali" Ucap Jihyo dengan bibir yang belepotan.
Taehyung memutar matanya jengah. Bisa - bisanya gadis ini biasa saja, padahal ia sudah setengah mati menahan rasa malu. Dan anehnya, Taehyung tetap mencoba ingin menerima Jihyo sebagai calon istrinya. Apakah semacam love - hate relationship?
No. Karena Jihyo pun tidak mencintai Taehyung. Gadis itu hanya punya pikiran untuk makan dan bermain. Hal semacam cinta tidak penting untuknya. Jangankan penting, tahu tentang cinta saja tidak.
"Apa kau bisa berubah menjadi gadis dewasa? Hanya sebentar, saat kau bersamaku saja, apa tidak bisa?" Ucap Taehyung pada Jihyo.
Jihyo mengerutkan dahinya bingung. Gadis dewasa? Dia kan sudah 23 tahun.
"Aku sudah 23 tahun. Jadi aku sudah dewasa. Aku tidak perlu lagi berubah"
"Astaga Jihyo! Maksudku orang dewasa tidak bermain boneka. Orang dewasa tidak selalu meminta coklat dan lolipop apa kau paham itu?!" Tiba-tiba saja emosi Taehyung memuncak.
Hati Jihyo sakit melihat Taehyung yang marah - marah padanya. Memang apa salahnya kalau dia menyukai dua makanan itu. Tak masalah kan? Banyak orang diluar sana juga masih menyukai coklat dan lolipop. Kakaknya tidak pernah mempermasalahkan hal itu jika bersama dengannya. Justru Chanyeol akan senang dan membelikan dalam jumlah banyak.
Lantas Jihyo membersihkan mulutnya dari belepotan coklat dengan cepat. Lalu meletakkan coklat dan lolipop nya. Matanya ia alihkan kemanapun dimana ia tidak melihat Taehyung. Jihyo pikir akan senang bila bersama pria 25 tahun itu. Tapi tidak, memang lebih enak bermain di Love House bersama anak - anak yang sudah tidak memiliki orangtua. Seharusnya ia memang menolak ajakan itu dari awal.
"Jiggly, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk marah ataupun-..."
"Ayo pulang" Potong Jihyo tanpa menatap mata Taehyung.
"Maafkan aku, kau boleh memakan coklat dan lolipop mu lagi. Kalau kau mau aku bisa belikan-"
"Ayo pulang" Ucapan yang sama dari Jihyo.
Taehyung merasa tak enak hati. Pasti Jihyo kecewa dan marah padanya. Hatinya tiba-tiba tercubit melihat Jihyo yang tidak mau berbicara cerewet padanya, padahal dia akan menutup telinganya jika bersama Hyera.
Jihyo beranjak dari kursinya. Ia melangkahkan kakinya untuk berjalan membelakangi Taehyung. Sama sekali tidak mau menatap mata Taehyung yang memabukkan. Ya, setidaknya untuk gadis lain.
Jadi seperti ini rasanya ketika pacarmu marah?
Taehyung dengan cepat menarik pergelangan gadis mungil itu dan menatap mata Jihyo yang kosong. Hah?