Angin semilir menerpa wajah ayu yang kini sedang fokus dengan buku bersampul kuno. Tetesan-tetesan bulir bening itu turun membasahi lembaran terakhir. Rasanya begitu sesak ketika membacanya. Namun juga lega. Ia bingung hanya membaca buku saja efeknya sampai seperti ini.
"Jiggly, apa yang kau lakukan hmm?" Pelukan lengan kekar mengunci perutnya yang besar.
Tatapan lelaki itu melembut setelah tahu apa alasan istrinya ini menangis. Diambilnya buku itu dan ia tutup. Setelahnya ia taruh di rak paling atas. Dimana mungkin Jihyo akan sulit mengambilnya dalam keadaannya yang hamil tua.
"Kenapa kau menaruhnya disana, hiks.." Rajuk wanita itu. Masih terbawa suasana.
Taehyung tersenyum lembut. Lalu menggiring istrinya itu menuju teras kamar. Mendudukkan tubuhnya dengan perlahan. Jarinya bergerak menghapus kristal bening yang masih membekas di pipi chubby wanita yang kini mengandung buah hatinya.
"Sudah kukatakan untuk tidak membuka barang-barang yang bukan milikmu bukan? Sekarang lihat? Kau menangis"
"Hiks... cerita dibuku itu sangat menarik perhatianku. Aku tidak tahu, tapi mengapa aku merasa jika Jihyo yang berada didalam cerita itu adalah diriku"
Pria itu merengkuh tubuh mungil istrinya. Mengusap punggung mulus istrinya yang polosan bagian atas. Amat erat. Lantas ia menciumi puncak kepala Jihyo dengan lembut lalu beralih pada keningnya.
"Disaat aku membaca buku itu, aku juga merasa bahwa itu adalah kisah kita. Tapi lupakan saja. Mungkin kita merasa seperti itu karena nama tokohnya yang sama dengan nama kita bukan?"
"Tapi didalamnya pun juga ada nama Jiggly dan juga Winter Bear. Bukankah nama anaknya juga Younghoon? Itu sama seperti nama putra kita, kau pikir ini sebuah kebetulan?"
Taehyung tersenyum. Ia menyuruh Jihyo untuk duduk dipangkuannya. Lalu tangannya melingkar pada pinggang yang semakin melebar itu. Tatapannya berubah menjadi begitu dalam.
"Sekarang aku mau bertanya, apakah kakakmu Jimin adalah pria yang mencintaimu?"
Jihyo menggeleng
"Selama ini apakah ada orang didekatmu bernama Jungkook yang terobsesi denganmu? Adakah roh yang menganggumu bernama Hyeji?"
Jihyo menggeleng
"Jadi katakan dimana letak persamaan Kim Jihyo-ku dan Park Jihyo dibuku itu?"
Jihyo terdiam sebentar. Bibirnya mengerucut memikirkan sesuatu. Memang kisah dirinya sekarang sangat berbeda dengan kisah dibuku itu. Dia memang memiliki kakak bernama Jimin. Tapi Jimin tidak pernah menganggapnya sebagai wanita yang ia cintai. Sedangkan ia juga tidak pernah mengenal Jungkook sama sekali. Di kehidupan ini.
Park Jihyo dalam kisah itu mengandung anak yang berasal dari hubungan terlarang. Tapi ia, Kim Jihyo, seorang gadis yang beruntung mendapatkan pria yang mencintainya dengan tulus. Meluluhkan hatinya yang keras. Pria yang mampu menghilangkan trauma mimpi buruknya setiap malam yang entah berasal darimana. Dengan gagah, Taehyung mengutarakan pendapat dan melamarnya dihadapan Tuhan. Dihadapan para pemuka agama. Tanpa takut bahwa Jihyo akan menolaknya. Ia yakin.
Jihyo sangat ingat saat itu Taehyung mengatakan hal yang membuatnya sampai sekarang masih bingung. Setiap kalimat Taehyung saat pria itu mendekatinya seperti sebuah teka-teki yang lelaki itu tak mau menjawab atau bahkan memberi sedikit clue.
'Aku disini karena perjuangan. Penantian yang lama tak berujung kujalani untuk bertemu seseorang yang aku cintai dalam ingatan. Karena jika bukan dengannya, maka tidak ada yang bisa membuatku merasakan cinta yang begitu suci dan abadi. Ketulusan dari cinta itu sendiri. Park Jihyo maukah kau menjadi seseorang yang menjawab penantianku?'