Taehyung terduduk sejenak sembari membiasakan luka tusuk dipunggungnya. Waktu seolah berhenti sejenak. Jihyo yang terkejut bahkan hanya bisa menatap Taehyung dengan airmata tanpa sepatah kata. Tangannya beralih menyentuh punggung Taehyung dan melihat aliran darah ditelapak tangannya.
"Taehyung...."
"Tidak Jihyo, aku baik-baik saja. K-kita akan ke rumah sakit dan bertemu anak kita yang a-akan lahir" Pria itu tersenyum.
Taehyung kembali mengangkat Jihyo dan menapakkan kakinya ditanah. Ia berputar arah dan melihat Nancy yang memegang pisau dengan lelehan darah miliknya. Gadis itu sudah kehilangan kewarasannya. Ia tertawa dengan menatap darah itu dengan mata yang berbinar.
"Aku akan menusuk diriku dengan pisau yang sama, Taehyung. Kau pasti kehilangan banyak darahmu dan.... Bruk, kau pasti mati kan?"
"Si-simpan harapan itu untuk dirimu sendiri. Aku tidak akan mati. Kim Taehyung akan hidup untuk anaknya dan wanita yang ia cintai" Tegas Taehyung.
"Kalau begitu aku akan membunuhmu. Jika aku tidak bisa memilikimu maka Jihyo pun tak akan bisa menjadikanmu miliknya" Nancy mengarahkan pisaunya. Ia berlari dari tempat terakhir ia berdiri.
Jleb
"Akhh..."
"Jihyo apa yang kau lakukan?!"
Pisau itu sukses menancap pada bahu kanannya. Menembus bagian tulang depan. Saat sebelum Nancy menancapkan pisaunya, Jihyo dengan sekuat tenaga memutar tubuhnya. Pada akhirnya pisau yang ditujukan untuk Taehyung berakhir pada dirinya.
"Sialan! Aku akan membunuhmu biadab!" Jimin melepas tangan Hyera dan menarik rambut Nancy dengan keras.
Park Jimin meraih pisau itu dan membuangnya terbakar di api persembahan. Dengan kuat ia menendang perut Nancy hingga gadis itu terkapar. Tangan Park itu terangkat menampar wajah cantik itu berulangkali. Tak peduli jika dia yang ia serang seorang wanita.
"Aku sudah cukup bersabar, karena kau seorang wanita. Sekarang biarkan batas kesabaranku ini yang membunuhmu" Jimin menendangi tubuh Nancy yang berada dibawah kakinya.
••••
"Jihyo, bertahanlah" Jungkook mengenggam tangan sebelah Jihyo.
Taehyung menatap pisau yang masih menusuk wanitanya itu tertancap dibahunya. Mulut Jihyo perlahan mengeluarkan darah segar. Bagian bawahnya juga tak henti untuk mengalirkan cairan amis itu.
"Tae, anak...aku mau anakku" Jihyo menggengam erat lengan Taehyung dan genggaman Jungkook.
"Mau tak mau, Jihyo harus segera melahirkan disini,Taehyung. Tidak ada waktu untuk membawanya kerumah sakit" Ujar Suga yang mengamati keadaan Jihyo.
Taehyung tidak tega. Ketika wanita yang tengah berjuang untuk hidupnya kini akan kembali tersiksa ketika melahirkan anaknya. Anak hasil hubungan terlarang.
"Tolong, biarkan aku melahirkan anakku Tae. Kali ini saja, t-tolong dengarkan aku..." Lirih Jihyo.
Mata pria itu beralih melihat apapun asal bukan mata wanitanya. Dia tidak tega jika wanita itu akan merasakan kesakitan karena ulahnya. Semua ini salahnya. Atau takdir? Yang pasti pria itu menyalahkan Tuhan.
Guliran matanya bertumbukan dengan bulatan besar mata Jungkook lalu menatap Yoongi yang sama-sama menganggukan kepala pertanda hal yang harus Taehyung lakukan adalah menuruti permintaan wanita itu. Dengan keraguan, Taehyung mengangguk dan menatap Jihyo. "Berjanjilah jika kau akan tetap hidup"
"A-aku akan berusaha"
Dengan segera Jungkook mengangkat tubuh Jihyo tanpa persetujuan Taehyung yang menurutnya terlalu lama. Jihyo nya sudah merasakan sakit tapi Taehyung baginya justru menghalangi jalan bagi Jihyo untuk bebas dari rasa sakit itu. Mungkin benar, Taehyung tidak mau Jihyo merasakan sakit. Tapi apakah adil membuat bayi itu tak terlahir? Ayah apa yang tega membunuh anaknya sendiri?