"Dimana kau membawa Jiggly?"
"Dia aman bersamaku. Maaf aku tidak bisa mengembalikan Jihyo pada kalian. Dia bahagia bersamaku"
"Sialan! Kembalikan Jiggly, atau kau tahu akibatnya"
Tut....
Sambungan terputus. Chanyeol menghubunginya sepanjang hari hanya untuk mengatakan agar dia mengembalikan adiknya. Hanya saja, Taehyung memang mempersulit keadaan. Seharusnya dia kembalikan seorang putri pada keluarganya, bukan memonopolinya seorang diri.
Hampir sebulan Taehyung menyembunyikan Jihyo dari keluarganya. Ia menyiapkan semua keperluan Jihyo di villa yang tidak diketahui oleh siapapun ini kecuali pengasuh Hyera. Orang bilang sugar daddy. Istilah itu sangat sesuai dengan keadaan Taehyung sekarang. Mencukupi semua keinginan Jihyo asal gadis itu tidak lari maupun yaa...memberikan sesuatu yang tidak bisa didapatkan oleh gadis lain.
"Oppa!"
Ah itu Hyera. Pengasuh bilang Hyera akhir - akhir ini sering sekali menangis karena tidak bisa bersama Taehyung. Pria itu menyadari bahwa selama ini waktunya terkuras habis hanya untuk menyelami masa lalu Jihyo, menolong Jihyo, dan menjadi penyelamat bagi Jihyo. Bagus dia seorang pahlawan sekarang.
"Hyera bogoshipo" Ujar pria itu memeluk sang adik.
"Nado" Balas Hyera.
"Selama ini apa oppa sangat sibuk? Aku selalu merindukan disaat kita bermain" Ujar Hyera jelas.
"Mian. Oppa ada urusan, jadi tidak bisa menemanimu bermain"
Hyera mengangguk. Ia mengerti situasi. Mungkin.
"Tae Oppa! Good morning" Suara melengking nan imut itu mengalihkan atensi mereka.
"Good morning baby" Taehyung mengecup kening Jihyo singkat.
"Jiggly eonnie?"
"Oh, Hyera! Bogoshipo..." Jihyo memeluk tubuh kecil Hyera dan tersenyum lebar.
"Kenapa Taehyung Oppa tidak bilang jika selama ini bersama Jiggly eonni? Aku kan juga ingin bermain bersama" Keluh Hyera menatap tajam kakaknya.
"Aigoo... Kau marah padaku? Baiklah Oppa minta maaf. Sekarang, kau bisa bermain bersamanya sesuka hatimu, kau puas?" Ujar Taehyung memeluk keduanya.
•••••
"Sialan! Dimana cecunguk itu membawa Jihyoku. Awas saja jika dia berbuat macam - macam" Jimin memukul stir mobilnya. Lelah mencari Jihyo yang tak ada jawaban.
Jimin bingung. Seharusnya dengan mata batinnya dia bisa mengetahui dimana Jihyo berada. Sama seperti saat mereka kecil dulu. Disaat dia kehilangan Jihyo saat bermain dia bisa menemukan adik kecilnya itu dengan mudah. Namun kenapa sekarang sangat sulit?
Tentu saja jawabannya ada pada Taehyung. Kalung dan sumpahnya telah mengikat Jihyo sepenuhnya. Jiwa dan raga. Jadi meski Taehyung tidak memiliki mata batin sekalipun, dia pasti mudah menemukan Jihyo-nya. Semacam takdir? Namun hal ini adalah kesulitan bagi Jimin. Karena kalung itu menghalangi dirinya untuk mengetahui keberadaan Jihyo. Selagi Taehyung berada disamping Jihyo, selama itu juga hanya Taehyung yang bisa melakukan apapun pada Jihyo tanpa membuat gadis itu terluka. Mungkin.
••••
"Bagaimana? Bagaimana bisa Jihyo tahu masa laluku?"
Dengan mantel merahnya seseorang meneguk habis anggur dalam gelasnya. Nampak ketakutan diwajahnya. Ia merasa bahwa Jihyo adalah penghalang.
"Tidak! Aku tidak akan biarkan dia selamat! Aku harus melakukan sesuatu"
Sosok itu tersenyum smirk. Rencananya telah tersusun rapi. Namun, bisakah berjalan dengan lancar?