Please Save Me

295 47 13
                                    

"Good morning" Sapa seorang pria yang sudah bersiap dengan setelan jasnya.

"Morning...." Balas wanita yang masih sibuk mengucek matanya.

Taehyung membantu Jihyo untuk bersandar. Pagi-pagi sekali pria itu sudah bangun dan menyiapkan segala perlengkapannya sendiri. Termasuk kali ini. Ia sudah menyiapkan sarapan untuk Jihyo dan menghidangkannya langsung.

"Maaf, aku telat bangun"

"No baby, aku memang ingin menyiapkan sarapan ini untukmu. Jadi jangan merasa bersalah. Aku yang seharusnya minta maaf karena membangunkanmu"

Jihyo hanya tersenyum menatap Taehyung. Kini ia merasa menjadi tuan putri yang sesungguhnya. Masa-masa dimana ia melukai dirinya sendiri, kini terbayar dengan pria itu yang melayani dan menjaganya seperti raja yang memperlakukan ratu tercinta.

"Baru jam 6 pagi, tapi kau sudah bersiap?" Tanya wanita itu sembari mengunyah buah anggur yang Taehyung suapkan.

"Aku ada urusan sebentar. Dan aku tidak bisa mengajakmu. Kau disini sebentar tidak masalah kan?"

"Tentu, aku kan sudah besar. Kenapa seolah aku masih dianggap anak kecil?" Wajah Jihyo cemberut.

"Baiklah, aku akan kirim penjaga kemari"

"Jangan, aku tidak bebas jika ada mereka"

"Jiggly tapi-..."

"Please...."

Jika sudah memohon dengan raut wajah menggemaskan seperti itu Taehyung tidak bisa menolak. Mata besar itu berubah menjadi puppy eyes dengan bibir pink yang merucut kedepan. Tangannya menangkup memohon. Ah sudahlah, Taehyung kalah telak.

"Aku menurutinya, tapi kau harus selalu menghubungiku. Atau jangan pernah tinggalkan ponselmu" Jihyo mengangguk mantap dengan mata berbinar.

Lambat laun, sarapan Jihyo kini habis sudah. Pagi ini ia begitu lahap. Entah faktor karena dia bahagia atau apa biarlah Jihyo dan Tuhan yang tahu. Taehyung melihat bagaimana perubahan raut wajah Jihyo yang kini kembali tersenyum dan manja padanya. Berbeda jauh sebelum tiga bulan yang lalu ia datang ke negara pemilik sungai Gangga ini.

Ada sesuatu yang hilang. Dan sekarang ia akan mencari dimana benda itu. Tentu saja kalung yang ia berikan pada Jihyo. Ia akan mengembalikan kalung itu pada pemiliknya. Pria itu mengecup seluruh bagian wajah Jihyo yang membuat wanita itu merasa geli. Mencium bibirnya lalu beralih ke keningnya cukup lama. Kesempatan terbatas ini tidak akan disia-siakan.

"Baby, jangan berulah. Jaga Mommy selagi Daddy belum kembali, ok?" Taehyung membuka piyama atasan Jihyo dan mengecupi perut besarnya.

Dug

"Awhh...." Ringis Jihyo.

"Ada apa? Apa kau akan melahirkan? Katakan dimana yang sakit" Tanya Taehyung beruntun.

Jihyo mengatur nafasnya sembari memegangi kedua pundak Taehyung. Bukannya khawatir dia justru tersenyum. Lucu sekali melihat wajah Taehyung yang panik.

"Tenanglah, aku tidak apa-apa. Hanya sepertinya bayimu ini terlalu bersemangat menjalankan tugas dari daddy-nya"

"Syukurlah, kalian ini membuat daddy jantungan" Keluh Taehyung pada anak kembar yang belum lahir saja sudah membuatnya panik luar biasa.

Pria itu meletakkan telinganya ke perut wanitanya. Ingin mendengar apakah mereka benar-benar menendang dengan kuat.

Dug

Dug

"Mereka menendang! Kalian ini, belum lahir saja sudah mulai nakal" Entah mengapa Taehyung begitu excited padahal sudah biasa baginya.

𝔾𝕚𝕣𝕝 𝕀𝕟 𝔻𝕒𝕟𝕘𝕖𝕣 [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang