Tahun Baru

1.4K 159 14
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul 23:04, malangnya hujan turun dengan deras, hingga membuat kerumunan tersebut tercerai berai demi mencari tempat berlindung masing-masing.

Tak terkecuali bagi Alvin dan cs nya. Mereka terpisah satu sama lain dan alhasil Alvin hanya tinggal berdua dengan Nina.

"Ck, kenapa mesti hujan sih. Ini kapan berhentinya coba," keluh Nina begitu mereka sampai berteduh di pinggir ruko yang tutup.

"Hujan marah, nggak hujan juga marah katanya panas, parah lo!" Cela Alvin dan ikut duduk di samping Nina. 

"Yang suruh dengar siapa?"

"Aku,"

"Aku?"

"Hm, kenapa?"

"Nggak cocok lo pakai 'aku'. Risih gue dengernya," ketus Nina dengan memalingkan wajahnya.

"Alahh bilang aja suka kan. Ya kan? Kamu suka kan kalau kita panggil nya 'aku kamu'?" Ledek Alvin bercanda.

Plakk

Dan alhasil yang didapatkan nya adalah geplakan legend dari sang Nina.

"Gaje banget," ketus Nina kesal.

°°°°

Di sisi lain, Elvan dan Alea juga sedang berteduh dengan beberapa orang lainnya. Mereka terpisah berdua jika dari kelompoknya. Karena dingin, Alea terpaksa menggosok-gosok tangannya demi mencari kehangatan. Tak sengaja, dia melirik pasangan remaja di sampingnya. Si cewek kedinginan dan layaknya di drama, si cowok melepas jaketnya dan memakaikannya ke si cewek.

Usai melihat itu, Alea pun melirik ke arah Elvan. Jangankan di pinjami jaket, bicara pun sering nggak dijawab.

Tak putus asa disitu, Alea sengaja menggosokkan tangannya lebih keras agar menarik perhatian Elvan. Tapi ternyata nihil, Elvan bahkan seolah tak menganggap dirinya ada.

"Kak," panggil Alea.

"Hm?"

"Dingin,"

"Trus?"

"N-nggak jadi," balas Alea menyerah. Kenapa Manusia di sampingnya sangat dingin. Padahal, Alea sudah menunjukkan terang-terangan kalau dia menyukainya. Apa dia tidak peka? Atau sengaja pura-pura tidak tahu?

°°°°

"Eh, hujannya udah berhenti! Ayok Vin, kita pergi. Nggak sabar mau lihat kembang api. Masih sisa waktu lima belas menit, ayokk" ajak Nina tidak sabaran begitu melihat orang-orang lain yang sudah kembali mengerumuni lapangan luas itu.

"Lima belas menit itu lama. Bentar lagi ya?"

"Nggak! Nanti udah pada penuh Alvin," kekeuh Nina yang masih berusaha menarik Alvin dari duduknya.

"Panggil 'aku kamu' dulu dong. Baru kita pergi," ucap Alvin kembali berusaha menganggu Nina.

"Nggak!"

"Yaudah, nggak mau bangun," balas Alvin dengan nada manja.

"Lo kenapa jadi resek gini sih,"

"Bodo. Cepetan."

Berfikir sejenak, akhirnya Nina mengiyakan saja.

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang