Membaik (51)

1.6K 153 7
                                    


Kabar hubungan Elvan dan Kira, lansung tersebar begitu cepat. Hanya dalam jangka waktu sehari, semua siswa-siswi di sekolah sudah mengetahuinya. Tak terkecuali Alvin dan Nina.

"El, lo beneran pacaran sama tu anak?" Sinis Nina yang merasa jijik melihat Kira yang selalu lengket di samping Elvan.

Kira yang merasa tidak senang, lansung merubah raut wajahnya, "kenapa? Cemburu?"

Mendengar tanggapan Kira sontak Nina terkekeh pelan, menghela nafasnya Nina memilih diam daripada harus mulai adu bacot lagi sama Kira.

Elvan yang melihat Nina terdiam, diam-diam tersenyum kecil.

"Gue juga heran, bisa-bisanya lu kecantol sama tu cewek, padahal setahu gue Alea jauh lebih baik," Celutuk Galang yang hampir membuat seisi meja itu tersedak.

"H-hah? Maksud lo ... Alea suka Elvan?" Sembur Nina tak percaya.

Bahkan Elvan sendiri pun ikut mengeryitkan dahinya, tak terkecuali Kira yang cukup menahan api cemburu dalam dirinya.

Galang yang merasa tersudutkan meneguk ludahnya dengan susah payah. Sungguh, dia tidak bermaksud untuk membeberkan perasaan orang lain, dia mengira bahwa mereka sudah tahu lebih dulu.

"N-nggak, emang tadi gue ngomong apa?"

"Tadi secara nggak sengaja lo bilang Alea suka sama Elvan," sudut Angga yang benar-benar penasaran.

"Ah, tenang. Bukan Alea yang itu kok," alih Galang seraya meminimalisir kegugupannya.

"Jadi ... Alea yang mana?"

"Ada ... kenalan gue di *acebook."

"Ternyata masih main *acebook juga ya lu," ejek Jonathan.

Galang yang tidak terima melirik sinis, "mang salah?"

Jonathan yang merasa kelewatan memilih diam. Dia sadar bahwa tidak semua orang punya pandangan yang sama.

Alvin yang melihat itu diam-diam tersenyum senang. Dia merasa bahagia karena sudah memiliki banyak teman.

°°°°

Setelah hari itu, waktu berjalan semakin cepat. Hari-hari luka yang pernah dilalui serasa tidak pernah ada.

Tidak lama setelah kabar menggemparkan antara Elvan dan Kira, sekolah tersebut kembali digemparkan dengan munculnya sosok penyanyi video cover yang pernah viral di sekolah mereka. Dan itu adalah Alvin. Alvin benar-benar sudah tidak bersembunyi lagi. Dalam satu kesempatan dia bisa tampil bersama Nina dalam satu acara sekolah.

Berkat itu, sekarang Alvin sudah mempunyai banyak penggemar. Kebahagiaan yang dinantikan nya benar-benar tidak lagi menjadi mimpi. Hidup yang dijalaninya sekarang, seolah merupakan jawaban dari doa-doanya.

Di sisi lain, Rey sudah semakin dekat dengan Nina. Syukurnya, sampai sekarang tidak diantara satupun antara Alvin dan Elvan yang mengetahui itu.

Seperti saat ini, setiap malamnya mereka akan bertemu, menikmati bintang-bintang malam, dan bercerita terbuka tentang apapun. Nina yang merasa mempunyai sandaran juga sangat lega. Sekarang ... Setiap malam, dia bisa mencurahkan segala keluh kesahnya kepada teman terbaiknya. Alvin. Yang menurut pandangannya.

Hembusan angin malam, meniup sepoi sampai menerbangkan beberapa helaian rambut Nina yang tergerai. Rey yang memerhatikan itu dari samping diam-diam tidak dapat meredakan degupan di jantungnya. Bagaimana bisa ada wanita secantik ini? Pikirnya.

Asik dalam lamunan memandangi Nina, Rey dikejutkan oleh alihan mata Nina yang tiba-tiba menciduknya.

Sambil terkekeh dia berkata, "lu merhatiin gue kan?"

Rey meneguk ludah nya, "eng-enggak!" Elak Rey gugup. Melihat tingkah Rey Nina tersenyum.

"Agatha," panggil Rey dengan nama panggilannya.

"Apa Al?"

"Ah, maksud gue Rey," balas Nina cepat-cepat merasa tidak enak karena beberapa persyaratan mereka yang konyol.

"Ma-maaf! Gue masih belum terbiasa," ucap Nina menyesal.

Rey tersenyum, daripada kesalahan itu, ada sesuatu yang ingin dia tanyakan.

"Hmm, Agatha. Lo sering banget kan bilang, kalo gue pagi sama malem itu beda-"

"Iya!! Lo kalo udah malem suka ngomong kasar, jarang senyum, dan kayak beda gitu!" Potong Nina sembarangan.

"Karena itu, misal nih ya," Rey meneguk ludahnya sebelum kembali melanjutkan ucapan nya.

"Misalnya gue itu bukan Alvin, melainkan orang lain, lo bakalan pilih yang mana? Alvin atau gue?" Tanya Rey sungguh-sungguh dengan raut wajah seserius mungkin.

Nina yang mendengar pertanyaan yang tidak disangka-sangka itu mengeryit heran. Kemudian dia terkekeh kecil, karena menganggap pertanyaan itu cuma candaan.

"Lo apa-,"

"Jawab aja," pinta Rey lagi-lagi.

Mengalihkan pandangannya ke pemandangan kota di malam hari Nina menghela nafas pelan.

"Gue bakalan pilih Alvin," jawabnya sambil tersenyum.

Nyut, mendengar jawaban Nina seketika hati Rey merasa sakit.

"Karena mau lo ataupun Alvin, kalian adalah orang yang sama," lanjutnya yang semakin membuat hati Rey terenyuh.

Agatha, gue itu bukan Alvin. Gue Rey! Gue Rey! Untuk kesekian kalinya gue masih berharap agar paling tidak gue butuh lo buat nerima siapa gue sebenernya.

Batin Rey menjerit. Menarik nafasnya, Rey melangkah mendekat ke samping Nina dan ikut menikmati pemandangan indah malam yang terasa suram malam itu.

°°°°

Wah tinggal satu part lagi nih!! Update selanjutnya merupakan part terakhir season 3 😂

1 = Alvin Kecil
2 = Alvin dah gede, sekolah
3 = Konflik terakhir

Wkwkwkwkwk ngawur gua! Abaikan aja. Intinya, untuk yang masa sekolah ini cuma tinggal satu part lagi.

Sabar ya, nungguin author update, maaapppp banget kalo lama banget update nya. Tetap stay disini ya, jujur, emang sekarang lagi males nulis. Mana udah jarang pegang hp juga.

Buat kalian yang masih nungguin dan nggak hapus ini dari perpustakaan, makasihhhhh banget.

Sayang kalian banyak-banyak 💜




Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang