Wajah Asli (49)

1.7K 164 8
                                    


"Aish,"

Decak seorang cowok karena telat masuk sekolah.

"Kenapa bisa telat sih, mana males banget kalo kudu bersihin selokan," gerutunya kesal.

Tidak mau ambil pusing, segera saja dia melangkahkan kakinya menuju ke area belakang sekolah. Dia yakin kalau disana masih ada tangga untuk melompat tembok itu.

Sesampainya di sana, sayangnya nasib baik tak berpihak padanya. Tidak ada tangga apapun disana. Entah kemana.

Kalut dalam pikirannya, cowok itu sampai tak sadar kalau ada orang lain yang menghampirinya.

Pukk

Seseorang menepuk pelan pundaknya, yang membuat Galang terkejut.

Digo?

Lagi-lagi Galang berdecak karena nasib buruknya bertambah. Kenapa harus ketemu Digo?

"Perlu bantuan?" Ujar Digo menawarkan bantuan.

"Ogah," ketus Galang.

"Oke,"

Hupp

Dalam sekali loncatan, Digo berhasil meraih tembok dan menaikinya. Jika saja kaki Galang sedang tidak cedera mungkin dia juga bisa melakukannya.

"Yakin?" Ulang Digo bertanya.

"Emm, nggak usah sok baik deh lo,"

"Gengsi bilang kali," balas Digo dan kembali melompat ke tempat Galang.

Digo menekuk lututnya dan menepuk-nepuk pundaknya sendiri sebagai isyarat agar Galang mau menaikinya.

"Apaan lo?"

"Naik," balas Digo datar.

"Nggak,"

"Lo mau dihukum?"

Galang diam.

"Buruan naik," ucapnya lagi.

Galang menghela nafas kasar dan akhirnya memilih menerima pertolongan Digo.

"Jangan ngintip," peringat Galang dongkol.

"Lo bukan cewek,"

"Tau,"

Kini Galang sudah berhasil mencapai tembok dan duduk di atasnya.

"Kenapa belum turun?"

"Nggak bisa," balas Galang. Tembok itu lumayan tinggi dan Galang tidak ingin kakinya semakin sakit.

"Jadi?" Pancing Digo.

"Lo niat bantuin nggak sih, bantuin kok setengah-setengah," sanggah Galang.

Digo tersenyum kecil melihat tingkah Galang.

Akhirnya Digo memanjat dan membantu Galang turun. Mereka sudah berhasil dan refleks mengadu tos yang biasa mereka lakukan tanpa sadar.

"Oh iya, j-jangan anggap karena hal ini gue maafin lo ya? Ingat!" Peringat Galang begitu sadar kalau hubungan mereka tidak seperti dulu.

"Hm," balas Digo getir seraya melihat punggung Galang yang semakin menjauh.

Kapan lo bakalan maafin gue Lang?

°°°°

Kondisi perusahaan Stevano sudah mulai membaik, sekalipun dia kerap lembur karena pekerjaannya itu.

Cindy, juga sudah tidak lagi bekerja padanya. Setelah kejadian malam itu, dia menghilang begitu saja.

Usai meneliti berkas-berkasnya, Stevano menyandarkan punggungnya sedikit melepas lelah.

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang