Pelakor (33)

1.8K 204 16
                                    


"NINA BOBO, OH NINA BOBO! KALAU TIDAK BOBO, DIGIGIT SINGA,"

Entah sudah berapa kali Nina mendengar nyanyian itu, yang jelas itu sangat menganggu ya.

Tuk Tuk Tuk

"Nin, buka dong. Banyak nyamuknya nih, di sini,"

"Ogahh banget gua,"

"Buka aja napa sih? Ribet amat kayak cewek,"

Nina menaikkan alisnya, "lahh, emang gue cewek,"

"Gih mimpi,"

"Serah lu aja dah," nyerah Nina dengan mata yang masih sangat fokus menatap layar laptopnya.

Elvan merasa kecewa begitu mendengar jawaban terakhir Nina. Sekarang dia tidak tahu lagi harus memulai topik yang mana.

Berbeda dengan Elvan yang kecewa, Nina malah merasa lebih tenang. Setidaknya, sampai dia menyelesaikan satu episode drakornya dengan tenang.

Pranggg

Astaga! Bunyi apalagi dah itu?!

Nina menepuk jidatnya begitu mendengar bunyian keras dari arah dapur. Lansung saja dia meng-stop drakornya, dan beranjak turun. Dia bahkan tidak lagi peduli pada Elvan di depan pintu balkon kamarnya-yang kembali memulai nyanyian tadi.

"ALVINNNN?!" teriak Nina marah begitu mendapati sosok Alvin yang cengengesan di dapurnya.

"Ya maap Phal, gak sengaja aing sumpah,"

Nina berjalan gontai, seraya melihat keadaan kapurnya yang kacau balau.

"Nggak adek, nggak Abang, sama-sama rese emang?!"

Alvin hanya diam.

"Sekarang beresin, dan pulang!"

"Tapi Val, laper bat gua," balas Alvin memelas.

Nina yang tidak tega melihat wajah melasnya Alvin pun menelan ludah.

"Emang .... Lo dirumah nggak makan?"

Alvin lansung mengiring matanya tak karuan. Sekejap dia langsung gugup di tempatnya.

"Ta-tadi ... Mama, papa, dan Elvan makan diluar," cicitnya pelan.

Nina menghela nafasnya. Tidak tahu lagi komentar apa yang pantas di lontarkan untuk tetangga nya itu.

"Yaudah, sana ke ruang makan aja. Tadi ... Masih ada lauk sisa gue makan sama bunda,"

Mata lesu Alvin lansung berubah berbinar begitu mendengar kalimat Nina.

"Beneran?"

"Iya,"

"Yakin?"

"Hm,"

"Ini?" tanya Alvin seraya menunjuk seisi dapur yang kacau. Rencananya tadi Alvin mau numpang makan mie instan, tapi gegara kesandung semuanya jadi kacau.

"Biar gue yang beresin,"

"Beneran?" tanya Alvin tidak percaya. Padahal Nina sudah mengambil langkah membereskannya dapurnya.

Saking bahagianya, Alvin sontak mengacak-acak rambut Nina.

"Makasih ya Val," ujarnya berbisik di telinga Nina dan beralih pergi.

Nina mematung di tempatnya, kenapa jantungnya berdetak tak karuan? Kenapa kakinya terasa lemas hanya karena perlakuan sesederhana itu? Kenapa ... sisi lain di hatinya merasa senang dan bingung di saat bersamaan? Apa ada yang bisa menjelaskan apa itu?

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang