Di panggil Oma? (47)

1.6K 194 19
                                    


Satu Bulan yang lalu ....

Di hari yang sudah gelap, sebuah mobil sedang melaju dengan kecepatan sedang membelah jalan raya yang tidak padat.

Saling diam, sepasang suami istri sedang tidak dalam hubungan yang baik. Ya, sejak kejadian malam itu, mereka berdua masih enggan membuka suara.

"Shil, maafin aku ya. Kamu jangan diemin gini dong, kita bukan lagi anak ABG yang masih pacaran," ungkap Stevano tidak tahan akan keheningan itu.

Shila masih tidak menjawab apapun. Dia masih diam dengan tatapan yang menyorot lurus ke depan. Pikirannya berkecamuk, juga hatinya terasa sakit. Sama halnya juga dengan Stevano, yang sudah kehabisan akal untuk meminta maaf pada istrinya, karena Shila sama sekali tidak mempercayai nya.

"Shil ..." Tegur Stevano lembut agar Shila mau menjawab pernyataan nya.

"Aku cuma kecewa." Lirih Shila akhirnya membuka suara.

"Aku udah jelasin semuanya ke kamu! Aku dan Cindy enggak punya hubungan apa-apa."

"Lalu semua bukti itu apa?"

Stevano menghela nafas berat, "sepertinya aku dijebak Shil!"

"Dijebak?" Ulang Shila dan dibalas anggukan yakin oleh Stevano.

"Heuh, kamu kira aku sebodoh apa Mas. Dijebak? Bilang aja kamunya yang kegatelan," remeh Shila masih tidak percaya.

Tentu saja Stevano cukup marah karena anggapan remeh Shila. Jika dia tidak mengingat dia sedang berusaha mendapat permintaan maaf nya, dia tidak akan segan-segan membentaknya.

"Jadi mau kamu gimana Shil? Jujur ya, aku tuh udah capek banget buat ngasih penjelasan ke kamu. Tapi kamunya nggak percaya, aku benar-benar bingung harus gimana!" Keluh Stevano yang cukup jenuh dengan tingkah Shila belakangan ini.

Shila kembali diam. Hingga beberapa saat, dia pun menarik nafas dalam dan mengeluarkan nya perlahan.

"Baik Mas. Untuk kali ini, aku maafin kamu." Ujar Shila yang membuat senyum Stevano mengembang.

"Beneran?"

"Hm. Tapi ini kesempatan terakhir, jika kamu mengulanginya lagi, cerai satu-satunya jalan," lanjut Shila dengan perceraian sebagai ancamannya.

"Hm baiklah. Aku tidak akan pernah mengkhianati kamu," balas Stevano seraya tersenyum lega ke arah istrinya.

°°°°

Sudah sekitar 5 menit yang lalu, Stevano mengusap-usap tangannya pertanda dia gugup. Entah karena hal apa, tetiba mereka berdua mendapat panggilan dadakan dari mertuanya. Apalagi Alvin dan Elvan tidak diizinkan ikut serta.

Melihat kegugupan sang suami, Shila yang paham pun beralih menggenggam tangan Stevano yang cukup dingin. Ya, meskipun sudah cukup lama membina rumah tangga, ibunya masih tidak menerima kekurangan suaminya yang bukan dari keluarga berada.

Keras kepala ibunya, dan juga keegoisannya membuat Ibunya menutup mata akan kerja keras Stevano yang sudah sampai sejauh ini.

Dari arah kamar utama, Nuri keluar dengan tatapan anggunnya. Berjalan ke arah anak dan menantunya, dia pun ikut duduk di berseberangan dengan Shila.

Teh dan Camilan juga sudah tersiapkan sejak tadi. Seolah tanpa dosa, Nuri hanya tersenyum cukup membuat Stevano dan Shila keheranan.

"Ada apa ibu memanggil kami kemari?" Tanya Shila tho the point'.

"Hm ya bukan apa-apa. Gimana kabar kalian? Alvin?" Nuri balik bertanya.

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang