Seragam olahraga (34)

1.9K 213 13
                                    

"Kalau sampe besok tuh anak nggak muncul juga! Lo yang akan jadi gantinya," ujar remaja jangkung itu memberi peringatan.

Anak laki-laki yang sedang berjongkok di sudut WC itu memeluk tubuhnya yang gemetaran. Bajunya sudah basah kuyup, juga suara berat temannya yang mengintimidasi, sungguh membuatnya ketakutan.

"Ji, mau nggak?" tawar anak laki-laki lain seraya menyodorkan satu batang rokok ke arah Panji. Pria yang sedang asik mengintimidasi siswa lemah.

"Boleh,"

Tiga sekawan itu masih berdiri di depan siswa lemah itu dengan sebatang rokok di tangannya masing-masing.

"Ck ck ck, Galang-Galang. Lo kok lemah banget sih?!"

Galang tidak menjawab apapun. Dia hanya menatap ke arah mereka, yang sedang asik menghisap rokok di usia yang masih sangat belia.

"Jangan berani-berani natap gue?! Anak sampah seperti lo, nggak PANTAS?!"

Galang masih menahan emosinya. Dia tidak ingin membuat Mamanya sedih apabila ketahuan bertengkar di sekolah.

"Apa masih perlu gue ingetin!! GARA-GARA MAMA MURAHAN LO ITU?! KELUARGA GUE HAMPIR BERCERAI?!" seru Panji emosi.

"Tapi sekarang ... Ayah gue bahkan nggak pernah sudi nganggap lo anak?!" lanjutnya meremehkan.

Galang meremas tangannya menahan amarah. Tidak?! Mamanya tidak pernah merebut apapun, dia tau itu.

Ini semua salah pria brengsek itu, yang mengaku lajang saat melamar Mamanya. Tapi ternyata, dia sudah punya istri bahkan anak.

"Sekarang, Mama lo di bayar berapa tiap mala-"

Brakkk

Kalimat Panji tertahan begitu Galang menerjangnya hingga punggungnya bertubrukan dengan pintu WC itu.

Teman Panji yang melihat itu pun tidak tinggal diam, mereka sontak menahan Galang yang sedang di kuasai amarah.

"LO ITU?! NGGAK AKAN PERNAH MENANG MELAWAN GUE," teriak Panji seraya menunjuk Galang.

"SIA-"

Bughh
Bughh
Bughh

Galang jatuh tersungkur, Panji dan temannya yang melihat itu, sontak mengeroyok Galang yang tidak akan mungkin bisa ngelawan.

Hukk hukk

Galang terbatuk, seluruh tubuhnya serasa sakit begitu usai dikeroyok oleh teman kelasnya.

"Semestinya, lo itu udah babak belur dari kemaren. Tapi, karena teman bangsat lo itu yang ngelaporin kita-kita ke guru-guru, lo harus nerima hukuman dua kali lipat. Intinya, besok gue mau lo bawa teman lo itu, karena urusan gue belum selesai sama dia?! Lo paham?!"

Galang tidak menjawab maupun mengangguk.

Bakk

"Akhh," rintih Galang begitu menerima tendangan Panji.

"LO PAHAM NGGAK?! KALAU LO NGGAK BAWA DIA! MAKA LO YANG AKAN JADI PENGANTINYA,"

"Iya,"

Usai puas mendengar jawaban Galang, Panji pun melenggang keluar dari sana.

Apa gue harus beritahu Alvin?

°°°°

Entah berapa menit yang sudah dihabiskan Galang untuk mondar-mandir tidak jelas dengan handphone genggam di tangannya.

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang