Udara Baru (46)

1.3K 159 18
                                    

Dua bulan kemudian ....

Seperti biasa setiap paginya Alvin bangun lebih awal dari yang lain untuk menyiapkan sarapan mereka. Seraya bersenandung kecil, Alvin menuruni tangga per tangga dengan hati yang memang sedang sangat baik belakangan ini.

"Masak apa ya pagi ini? Nasi goreng, atau cukup menyiapkan roti? ASTAGA!!!" asik bergumam sendiri, Alvin pun terkejut begitu melihat Mamanya di pintu dapur.

"M-mama," gagap Alvin.

"Mulai hari ini, kamu nggak usah masak lagi. Mama udah kembali memperkerjakan ART," ungkap Shila datar yang membuat senyum Alvin mengembang.

"Beneran Ma?"

"Hm,"

"Tapi kenapa? Bukannya kita lagi belajar hemat ya?"

"Uang Mama sedang bingung mau dikemanain," alibi Shila yang seolah sedang menutupi sesuatu.

"Sekarang mandi, kita berangkat bareng hari ini," lanjut Shila yang semakin membuat hari Alvin lebih baik.

Alvin mengangguk semangat, dan langsung lari ke kamarnya. Sepertinya, sekarang memang sedang waktunya dia bahagia.

°°°°

Mobil hitam mevah berhenti tepat di depan sekolah bergengsi di negerinya itu. Dua kembara yang memang tidak bisa dikatakan lagi kembar karena yang satunya dalam penyamaran, turun dengan senyum di bibir masing-masing.

Dengan riangnya Alvin tetap melambai-lambai ke arah mobil itu biarpun sudah cukup melaju cukup jauh. Setelah sekian lamanya, akhirnya Alvin merasakan hal normal seperti orang lainnya.

Elvan yang melihat saudaranya juga ikut tersenyum senang karena akhirnya dia mendapatkan apa yang selama ini diinginkan nya.

"Udah cukup lambaian nya Al, orang Ayah sama Mama udah pergi jauh kok," kekeh Elvan yang melihat tingkah konyol saudaranya.

"Gue lagi bahagia El, kalau bisa, sejam pun gue sanggup berdiri disini."

"Haha, yaudah gue masuk duluan ya," pamit Elvan ketika menyadari mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian.

Menghela nafasnya, Alvin hendak berbalik masuk ke sekolah. Tapi, lagi-lagi dia di kejutkan oleh rangkulan Galang yang tiba-tiba.

"Kayaknya mood lu lagi bagus ya?" Tanya Galang yang langsung bisa menerka raut wajah Alvin.

Belum sempat Alvin menjawab, lagi dan lagi dia terkejut karena kepalanya di tabok dari belakang oleh Jonathan.

"Heran gua, perasaan kerjaan lo kaget Mulu!" Celetuk Angga yang juga nongol sembarangan.

"Gimana gak kaget coba, orang kalian kerjaannya ngagetin orang, huh!" dengus Alvin pura-pura kesal seraya berlari kecil menjauhi mereka.

"Eh bangsat, ditinggalin kita," ketus Jonathan dan langsung lari menyusul Alvin diikuti yang lainnya.

Sudah dua bulan berlalu, dan entah bagaimana kini mereka telah menjadi teman. Bukan hanya teman biasa, sekarang mereka malah sudah jadi teman dekat.

Hal yang di doakan Alvin rasanya memang benar-benar sudah terkabulkan. Mulai dari orang tuanya yang entah alasan apa sudah mulai memerhatikan nya, dan juga teman.

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang