Sekolah (16)

2.3K 226 15
                                    

Hayoloh siapa disini yang nggak sabaran lihat Alvin dan Elvan gede. Semoga kalian suka😉

Happy Reading ❤️

------------------

{~Sakit ini masih belum berakhir, dia masih ada dan masih cukup jauh untuk bahagia~}
.
.
.

Cahaya pagi terasa begitu hangat menerpa sang bumi, menjadi permulaan nya hari seperti biasa. Tetesan embun-embun pagi berjejer rapi di dedaunan, guna memberi tanda bahwa pagi baru datang dan akan membawanya.

Seorang gadis bernetra hitam dengan rambut yang tidak di gerai, terlihat sedang celingukan mengintip rumah tetangga pagi-pagi.

"Heh!! Kuntil badak!! Ngapain lo celingukan pagi-pagi di rumah orang. Nggak punya rumah ya?" Sarkas seorang cowok yang baru keluar dari rumah itu.

Gadis itu merotasi kan bola matanya jengah, dia menghela nafas berat. "Kayak ada suara setan, dimana ya?" Sindir gadis itu seolah-olah sama sekali tidak menyadari kehadiran si cowok.

Cowok itu begitu kesal dengan tanggapan gadis itu. Dia langsung saja menggenakan sepatu nya dan mengambil tas sekolahnya.

"Gini nih! Kalo orang bego di ajak ngomong. Bawaannya stres mulu," kesalnya.

Gadis mengepalkan tangannya, "heran banget sama Om Stevano. Kenapa betah banget sih meliharain monyet gatel dirumah." Sindirnya lagi tak terima kalah.

"Ganteng gini lo bilang monyet!? Katarak lo?"

"Heh!! Situ ngerasa? Bagus deh. Tepat sasaran"

"Iri bilang bos. Bilang aja lo suka kan?"

"PD amat jadi banci. Sory ya! Lo itu terlalu rendah buat masuk kriteria gue," sungutnya tak terima kalah.

"Sok iya Lo! Gue aja kurang yakin kalau ada cowok yang mau sama Lo"

"Ohh!! Lo nggak kenal gue siapa. Kenalin gue Nina Valerie Agatha. Sang god Girls yang dikenal sampai ke pelosok negeri"

Good Girls pale lu

"Senang amat ngajak gue kenalan,"

"Elvan brengsek!" Umpat Nina diiringi gelak tawa Elvan yang berhasil membuatnya kalah.

Elvan menaiki motornya, "nungguin Alvin?" Tanyanya dengan lebih tenang.

Nina yang masih merasa kesal, melirik remeh ke arah Elvan. "Bukan! Nungguin Om Stevano mau ngajakin nikah!" Sungutnya ngasal.

"Kayak mau aja bokap gue ma cewek modelan kaya Lo. Cantik enggak, bego iya," cercanya lagi.

Kesabaran Nina benar-benar habis, dia tidak habis fikir, kenapa cowok di depannya ini sangat senang membuatnya kesal. Tanpa pikir panjang, Nina lansung menaiki pagar yang sedada manusia itu. Dia bahkan enggak peduli bahwa saat ini dia sedang memakai rok pendek abu-abu sekolahnya. Tenang aja! Enggak peduli, bukan berarti tidak tahu malu. Nina sudah memakai hot pans juga.

"AYAH!! MAMA ADA MAL-"

Tidak sampai Elvan berteriak, Nina telah berhasil membungkam mulutnya.

"Mau apa Lo hah!?" Ancamnya penuh intimidasi.

Elvan berusaha melepaskan tangan Nina dari mulutnya. Tapi nihil, bahkan seorang cowok pun tidak akan mampu melawan, jika sesosok singa telah bangun dari amarah perempuan.

"Immpyaa nmeperah" ujarnya aneh karena tidak leluasa menggerakkan mulutnya.

Nina tersenyum menang. Dia pun melepaskan tangannya dari bungkaman mulut Elvan.

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang