Makan malam (35)

1.7K 210 31
                                    


"Mama? Ada apa? Tumben ke kamar Alvin,"

Alvin yang baru selesai memasak dan hendak rebahan malah di kejutkan oleh kedatangan Shila yang dadakan.

"Ganti baju, dan langsung keluar,"

"Emangnya kita mau kemana?"

"Tinggal nurut apa susahnya sih, hah?" kesal Shila dan beralih pergi dari sana.

Alvin lansung mendekati lemarinya, memilih baju yang lumayan bagus untuk bepergian. Biarpun dia tidak tahu kemana.

Usai berkemas, Alvin pun keluar. Baru beberapa langkah, dia sudah mendapati Elvan yang sama rapinya sedang keluar. Elvan terlihat sangat menawan dengan baju hitam bermerek tersebut. Berbeda dengan Alvin yang hanya menggunakan kaos hitam serta jaket berwarna maron.

"Kita mau kemana El?" tanya Alvin yang masih memang belum mendapatkan jawabannya.

"Eh, Mama nggak beritahu? Kita mau ke rumah Oma, mau makan malam," balas Elvan membuat raut wajah Alvin berubah sendu. Bagaimana tidak? Seharusnya Mamanya harus memberitahu lebih awal, biar Alvin tidak usah memasak saja.

Alvin dan Elvan menuruni tangga bersamaan. Makan malam bersama keluarga, ya tiap tahun mereka melakukannya.

"Oh ya, nggak sabar juga gue mau ketemu Oma," monolog Alvin pada dirinya sendiri.

Elvan memelankan langkahnya begitu mendengar ucapan Alvin. Ada beberapa hal yang dimiliki Alvin tapi tidak dimiliki Elvan, selain Nina, hal lainnya adalah Oma. Ibu dari Mamanya.

°°°°

"Elvan, intinya, apapun yang nanti dikatakan Oma kepada kamu, kamu diam saja ya, biar nanti Mama yang urusin,"

"Nggak apa-apa Ma, mungkin Oma memang masih sulit buat nerima Elvan,"

Alvin yang mendengar percakapan itu sedikit merasa tidak enak. Bukan tanpa alasan. Sedari dulu, Oma nya sangat menyayangi nya. Dan memperlakukan sebaliknya kepada Elvan. Dan itu juga menjadi alasan kenapa makan malam yang harusnya terjadi sebulan sekali, beralih menjadi setahun sekali. Biarpun begitu, tetap saja Omanya lumayan sering mengunjungi mereka. Tentunya datang buat Alvin.

"Dan kamu Alvin, nggak usah sok manis di depan Oma. Kamu sengaja kan, ngelakuin itu, biar Oma nggak akan pernah bisa nerima Elvan,"

Kalimat Shila lansung berubah sarkas begitu berbicara dengan Alvin.

"Alvin nggak pernah ngelakuin itu,"

"Nggak usah ngelak - ngelak kamu, kamu-"

"Udah Shila, nggak usah di terusin. Masih juga di mobil, simpan aja nanti buat dirumah," potong Stevano dengan mata yang masih sangat fokus menyetir. Bukan berniat membela, hanya saja suara cempreng Shila sangat menganggu nya yang sedang menyetir.

"Awas aja kamu," peringat Shila.

Keadaan kembali hening, hingga tanpa kesengajaan, Shila melihat rambut Alvin yang sudah di potong lebih rapi.

"Itu rambut kamu kenapa di potong gitu?" tanya Shila tanpa basa-basi.

Alvin memegang rambutnya. Ini adalah model yang selama ini dia inginkan, namun karena usulan Shila buat memotong rambut gaya jadul itu, dia harus mengurungkan niatnya.

"Kenapa Ma? Bagus kan?"

"Nggak bagus, sama sekali. Ubah besok deh, gaya apaan tuh, norak, masih juga bagusan Elvan," caci Shila serta membanggakan anaknya.

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang