Pertemuan (45)

1.6K 169 27
                                    


"ELVAN DIMANA KAMU?!"

Teriak Stevano menggema dari lantai bawah. Elvan yang sedang berbaring manja di kasurnya Alvin terperanjat kaget dan langsung bergegas turun.

Di sana, dia melihat Stevano yang sedang menjambak Alvin dengan kasar. Cuma satu hal yang terpikirkan oleh Elvan saat itu, mereka ketahuan.

"KENAPA KAMU MAU NURUNIN HARGA DIRI KAMU CUMA UNTUK ANAK SEPERTI DIA!" bentak Stevano untuk pertama kalinya ke Elvan.

"Y-Yah. Aku bisa jelasin," bela Elvan gugup.

"MAU JELASIN APALAGI ?! Tadi Ayah ketemu teman lama Ayah. Coba aja dia tanya hal yang lebih mendalam tentang kamu, mau di tarok mana muka Ayah kalau misalkan anak ini nggak bisa jawab," seru Stevano dengan mata melebar karena marah.

Elvan mengigit bibir bawahnya seraya menatap Alvin yang cukup kesakitan karena jambakan Stevano di ubun-ubun ya. Matanya mengenang karena tak kuasa menjawab maupun mengambil tindakan membela saudara kembarnya.

"Sekarang beri satu alasan masuk akal, kenapa kalian ngelakuin hal ini di belakang kami?" hardik Stevano lagi.

"Apalagi Yah, Alvin cuma mau berada di posisi Elvan. Alvin cuma mau ngerasain gimana dibanggakan sama orang tua. Alvin cuma mau-"

BRAKKK

Alvin hendak menyuarakan segala bebannya. Dia hanya ingin dilihat. Dia cuma mau dianggap sebagai manusia. Tidak bisakah ada yang mendengar seberapa keras hatinya berteriak saat melihat ketidak adilan ini. Tidak bisakah diantara mereka ada yang melihatnya sebagai anak dan darah daging mereka sendiri.

Namun, sayangnya. Tidak ada yang mau mendengarnya. Bahkan kalimatnya pun terpotong bersamaan dengan Stevano yang menghempaskan nya ke sisi tangga.

Elvan yang berada dekat dengan Alvin hendak membantunya berdiri. Namun, belum sempat Elvan memegangnya, tangannya sudah lebih dulu di tepis Alvin.

Apa Alvin membencinya?

Dengan memegang penyangga tangga, Alvin perlahan bangkit dan melihat sikunya yang lecet.

Tidak, Alvin sudah cukup lelah! Alvin cuma ingin di mengerti! Alvin sudah cukup muak dengan semua ini! Dia pun berhak egois! Kenapa hal sesederhana itu sangat sulit untuknya?

"Al," panggil Elvan.

Alvin sama sekali tidak menjawab panggilan itu. Dia hanya menatap ke arah Stevano dengan tatapan yang sulit di artikan. Tatapan antara kecewa, sayang, dan amarah yang cukup besar.

Apa sekarang Rey yang akan menunjukkan dirinya? Kenapa sekarang Rey sangat mudah keluar? Apa Alvin sudah sangat selelah itu!

Plakkk

Satu tamparan keras mengenai Alvin di pipinya akibat ulah Stevano. Tamparan yang cukup keras, sampai mampu membuat Alvin terhuyung dan termundur beberapa langkah.

Mata Alvin sedikit demi sedikit mulai menggelap. Alvin tidak akan bisa menerka apa yang akan terjadi bila misalkan Rey muncul tiba-tiba. Bukan suatu hal mustahil kalau misalkan Rey akan kembali menyerang Stevano. Alvin tidak ingin membiarkan nya terjadi.

Stevano hendak kembali melayangkan tangannya, namun kali ini, Alvin menahan lengannya.

Alvin menatap Stevano dengan tatapan putus asa, lalu berkata, "cukup Yah, Alvin capek," ucapnya lesu.

Hati Stevano sedikit terhenyak begitu mendengar suara Alvin yang putus asa. Namun, diluar dugaan, saat ini amarahnya lah yang memegang kendali. Anak seperti Alvin harus di beri pelajaran agar tidak lagi senang merebut posisi orang lain.

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang