Siapa Lagi? (29)

1.9K 190 17
                                    

{~Udah susah-susah di lupain, eh malah datang lagi sesukanya. Dia kira ni hati, halte apa?~}
.
.
.

"Ah enggak non, cuma saya lagi ingat den Alvin aja," ungkap wanita itu kepada Kirana yang hendak mengambil minum di kulkas.

Tadi ketika Kirana baru sampai di dapur, tidak sengaja dia mendengar percakapan Bi Iyem dan Pak Joko.

"Saya pribadi pun cukup kasian sama dia. Tapi ya namanya kita bukan siapa-siapa, jadi nggak ada hak apapun buat ngehakimin mereka," imbuh Kirana seraya menarik satu kursi di meja makan dan duduk.

Galang yang baru sampai pun, memilih menguping di balik tembok itu. Mungkin keheranan yang dirasakan Angga bisa di pecahkan nya.

Bi Iyem yang sedang mencuci piring hanya menatap sendu mengingat nasib mantan Den-nya.

Dia kemudian terkekeh miris, "Apalagi saya, yang sudah hampir puluhan tahun bersama mereka, Den Alvin memang anak yang kuat,"

"Memangnya .... sampai separah apa Alvin di perlakuin sama orang tuanya?" tanya Kirana yang memang masih kurang tahu tentang Alvin.

"Den Alvin sering di pukul, sering di tinggalin saat mereka berlibur, sering nggak di anggap, bahkan pernah sampai di suruh tidur di gudang cuma karena kesalahan kecil. Dan ... Yang paling parah, dia pernah di cambuk dengan rotan hanya karena dia terlambat pulang. Itu kejadiannya saat SMP sih kayaknya. Padahal waktu itu Den Alvin udah pulang tepat waktu, tapi entah kenapa malah pergi lagi. Den Alvin waktu itu sampai di kurung selama 3 hari, tidak boleh di obati luka cambuknya dan hanya boleh makan sehari sekali,"

"Tapi syukurlah, karena Den Elvan punya kunci cadangan sehingga Den Alvin bisa di obati dan makan seperti biasa," lanjut Bi Iyem lagi.

Kirana spontan bergidik ngeri mendengar penjelasan Bi Iyem, "apa Elvan menyayangi Alvin?"

"Den Elvan sangat menyayangi Den Alvin, Non. Den Alvin adalah prioritas utama baginya. Biarpun dia kerap kali di banggakan dan sangat di sayang oleh orang tuanya, itu tidak sedikitpun membuat Den Elvan sombong dan ikut mengucilkan Den Alvin. Den Elvan benar-benar laki-laki idaman." Bi Iyem tersenyum mengingat betapa bahagianya mereka berdua saat bersama.

Kirana mendengar segalanya dengan saksama. Begitupun Galang yang sama sekali tidak menyangka tentang kehidupan Alvin yang sebenarnya.

"Hmmm, saya juga ikut senang karena Galang mau berteman dengan Alvin. Mereka bahkan sudah jadi teman dekat saat TK." imbuh Kirana usai mendengar sedikit cerita tentang Alvin. Dia sangat bangga pada Galang karena sampai saat ini pertemanan mereka baik-baik saja. Cuma berbeda sedikit karena Alvin sudah sangat jarang kesini.

Galang merapatkan matanya usai mendengar kalimat Mamanya. Selama ini dia terpaksa berbohong demi menutupi tingkah lakunya. Sekali-kali kalau Kirana sangat ingin bertemu Alvin, dia akan memaksa Alvin ke rumahnya. Berpura-pura baik, dan main di kamarnya, tentu saja Galang tidak bermain. Dia hanya menyuruh Alvin membereskan kamarnya yang berantakan. Teman-temannya juga tidak mengetahui apapun.

Merasa cukup dengan apa yang di dengar nya, Galang pun memilih pergi. Mengurungkan niatnya untuk mengambil cemilan di dapur. Ada sedikit rasa sakit saat Galang mendengar penjelasan Bi Iyem. Alvin memang lelaki kurang ajar. Dia bahkan tidak pernah memberi tahu apapun saat masih berteman dengannya. Dan memang ... Sedari dulu Alvin tidak pernah menganggapnya sebagai teman. Untunglah, sekarang Galang sudah sadar. Dan mendapatkan teman yang lebih baik dan bisa mengandalkannya.

Joko yang juga ikut mendengar percakapan Kirana dan Bi Iyem sama sekali tidak memberikan komentar apapun. Setelah usai mencuci tangan nya dia langsung beralih pergi.

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang