Baikan (41)

1.7K 203 13
                                    


Suasana ricuh cukup wajar terjadinya bila jam istirahat telah datang. Setelah belajar menguras otak selama beberapa jam, tentu saja minuman dingin juga makanan ringan menjadi solusi. Menambah tenaga, sebelum siap masuk kelas kembali.

Tidak heran jika kantin penuh oleh siswa siswi berseragam putih abu-abu. Sehingga tempat duduk pun bisa musnah jika terlambat datang.

"Lang! Kok lo hari ini berantakan banget sih! Gi da masalah apa?"

"Kayak lo peduli aja. Paling cuma penasaran kan?" balas Galang malah menjawab sinis.

"Sensi amat kayak cewek pms. Udah ganti gender lo!"

"Aish, udah sono, pesenin makan," decak Galang kesal.

Sudah seharian ini Galang mempunyai banyak pikiran. Terutama tentang Alvin. Dia tidak lagi punya muka buat tampil di hadapannya. Kenapa semuanya harus terungkap sekarang?

Jonathan dan Angga sudah lebih dulu memesan makanan. Kini pandangan Galang menyapu ke seluruh penjuru kantin, hingga berakhir kepada cowok cupu yang duduk di pojokan.

Dengan perasaan antara gundah dan tidak, Galang memberanikan diri mendekati Alvin. Galang menarik kursi di hadapan Alvin, dan duduk dengan gugup.

Alvin menaikkan sebelah alisnya keheranan. Tentu saja dia berpikir kalau Galang mungkin akan membully nya.

"Apa liat-liat?" hardik Galang dengan intonasi marah.

Alvin lansung menurunkan pandangannya begitu mendapat bentakan itu. Dia pun kembali fokus ke mie-nya yang akan sangat disayangkan bila tidak sempat dimakan.

Alvin hendak meraih botol saus yang cukup jauh darinya, dan dilirik oleh Galang. Dengan refleks nya Galang malah membantu Alvin meraihnya dan langsung menyerahkan ke Alvin. Alvin yang melihat itu membalasnya dengan senyum kikuk.

Tiba-tiba Galang melihat Jonathan dan Angga yang mendekati mereka, dan yang dilakukan Galang? Dia malah kembali mengambil botol saus tadi dan menciprat banyak dalam mie-nya Alvin.

Tentu saja Alvin terkejut. Padahal baru tadi Galang bersikap baik padanya, kenapa....

Segala pertanyaan Alvin lansung terjawab begitu melihat Angga dan Jonathan mendekat.

"Udah Lang, kenapa sih lo nggak biarin Alvin makan dengan tenang? Kasian kan, kalau nanti kita bully nggak ada tenaga," ucap Angga tanpa dosa.

Galang membalasnya dengan cengengesan, "lo sih, kenapa ingetin ya sekarang. Udah terlanjur terjadi kan?" Jawab Galang dengan senyum sinisnya.

Jonathan menarik kursi di samping Alvin. Kemudian dia menggenggam kembali botol saus tadi dan di arahkan ke dalam mie-nya Alvin.

"Cupu, mau gue tambah-"

"WOII!!" aksi Jonathan terhenti begitu mendengar Galang berteriak tiba-tiba.

"Ma-makanan gue mana?" tanyanya terbata-bata.

"Aelahh, nanya gitu kudu teriak. Budeg nih kuping gue," kesal Angga begitu paham apa yang dimaksud Galang.

Galang menyengir, "ya maap. Abis enak aja gitu ngegas,"

Jonathan dan Angga hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Galang yang sama sekali tidak bisa santai.

°°°°

Seperti biasa, Alvin berjalan sendiri menuju kelasnya. Jam istirahat memang belum habis namun, berada di kantin sendirian tetap saja membuatnya tidak betah. Alvin sungguh ingin punya banyak teman, dia juga tidak mau jika kisah masa-masa SMA nya nanti, hanya bully dan bully. Tidak jarang Alvin berhalu sendirian, memikirkan bagaimana jika seandainya dia adalah most wanted di sekolahnya, atau ketua geng motor, tawuran, dan ngelindungin cewek yang dia suka. Tapi sayangnya, realita tidak semanis itu.

Al & El (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang