16 | Accost

226 23 4
                                    

The real Junggo di YET kaya gini gaise

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The real Junggo di YET kaya gini gaise. Imut-imut ganteng. Kesayangannya Bunda Koo huhu.

Aku juga ganti emdashnya jadi (--) soalnya beberapa draft aku simpen di hape dan langsung di edit, jadinya suka eror. Harap maklum, ya :){}

_____

ᴊᴜɴɢɢᴏ sampai di rumahnya beberapa menit yang lalu. Setelah mengantarkan Keira pulang dan berpamitan sebentar dengan Yungi dan yang lainnya, ia langsung bergegas karena bundanya sudah menelepon dan mengajaknya makan malam bersama.

"Aku pulang," ucapnya setengah teriak setelah menutup pintu.

Saat berbalik, Junggo melihat ada ayahnya yang tengah membuka laptop di ruang tamu--mungkin sedang memeriksa pekerjaan, sedangkan ia tak melihat bundanya, mungkin sedang di dapur. Pria berusia 42 tahun itu menoleh, "Oh, Jung. Kau dari mana saja? Ayah sudah telepon Yungi katanya kau tak ada di rumahnya. Biasanya kau dan teman-temanmu berkumpul di sana."

Pemuda Koo yang baru saja duduk di seberang ayahnya itu nampak membeku mendengar rentetan kalimat sang ayah. Tak mungkin 'kan, Junggo jujur kalau ia baru habis berkencan? Apalagi dengan kekasih Yungi, bisa bahaya. Duit jajannya akan dikurangi nanti. Lebih-lebih parah lagi, mungkin stok susu pisang dan kinderjoy juga konsol gamenya akan disita.

"Ah, aku baru bertemu teman, Yah. I-iya, gitu ... bertemu teman lama, hehe." jawabnya sambil menggaruk telinga--kebiasannya kalau sedang malu.

"Teman yang mana? Semua teman-temanmu ayah tahu, lho."

Junggo melipat bibirnya, netra rusanya berkeliling. Tampak membesar tatkala disuguhkan kalimat itu. Ya ampun, ia lupa kalau kedua orang tuanya 'kan, memang kenal dengan semua teman-temannya. Bahkan sekelas Jaehyun dan Jaemin yang jelas-jelas berbeda fakultas saja kenal. Dan sekarang dirinya seperti anak kecil yang ketahuan berbohong.

Sebelum menjawab jujur, Junggo menunduk seraya memainkan jemari di depan tubuh, bibir bawahnya ia kulum sebentar. Tetapi sedetik kemudian suara Koo Jungwoon menginterupsi. "Bibirmu kenapa bengkak begitu? Sudutnya itu kenapa bisa luka? Kau habis dipukuli? Wajahmu kenapa merah?" tanya Jungwoon berturut-turut.

"Bunda! Coba lihat ke sini, Junggookie kenapa ini, Bun?"

Belum sempat mengeluarkan sepatah kata, sang bunda--Song Hyewon datang menggunakan celemek berwarna merah muda yang menandakan bahwa bundanya itu memang sedang di dapur. "Ada apa, Yah? Kenapa teriak begitu?"

"Ini lho, Bun. Junggookie wajahnya merah, itu bibirnya bengkak sekali, sudutnya juga terluka. Coba carikan kotak obat, sepertinya Junggookie kita baru dipukul seseorang." sahut ayahnya setengah panik. Suaranya menderu dengan gerakan tangan yang menyentuh wajah sang putra.

Mendengar penjelasan ayahnya, bundanya langsung mendekat dan memegang dagu Junggo. Si pemuda yang tengah duduk itu mendongak menatap wajah bundanya yang berbalut risau. "Anak Bunda habis diapakan? Siapa yang membuatmu begini? Junggookie-nya Bunda 'kan, anak baik-baik. Coba jelaskan siapa yang memukulmu sampai begini?"

ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇs ᴛᴇʟʟ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang