ᴋᴏᴏ ᴊᴜɴɢɢᴏ kini tengah asik memainkan ponselnya di dalam kelas. Hari ini ia malas sekali berkumpul di aula, jadi ia memilih bermain game online di ponselnya dan mengabaikan panggilan dari kakak-kakaknya yang terus menghubunginya. Kelas ini sepi, tidak sepi juga sih, masih ada beberapa orang yang tinggal dan Junggo tak peduli juga.Kini dirinya tengah berfokus memainkan game yang bertema perang itu, kira-kira sudah dua kali kemenangan dan ia masih betah saja dengan posisinya—duduk menumpu siku dengan ponsel di tangannya. Ada gurat yang tercetak jelas pada dahinya yang sempit pun bibir ranum itu sesekali mengerucut. Junggo ingin sekali mengumpat ketika lawannya menyerang pertahanannya namun memilih menggigit labium itu dengan keras. Ah, benda manis itu pasti sudah berdarah.
'YOU WIN'
Matanya berfokus tajam pada layar ponsel, senyum diiringi seringaian itu melengkung. Ia mengepalkan tangan kanannya ke udara seraya memekik tertahan. Senang bukan main. Ia lantas bersiap kembali melanjutkan permainan.
Junggo cepat-cepat mengurungkan niatnya melanjutkan permainan, ia mendongak begitu seorang gadis berdiri di samping mejanya.
"Hei, maaf mengganggumu .. tapi—apa kau mau membantuku?"
"Soal apa?" tanya Junggo dengan nada biasa. Ia berusaha menahan kegugupannya saat ini.
Ada jeda di sana. Keira agak kikuk saat Junggo menatapnya, bahkan ia tak benar-benar menyadari bahwa Junggo pun demikian. Junggo terkejut saat Keira tiba-tiba mengambil ponselnya, mengeluarkan game yang ia mainkan, mengetik sesuatu yang tidak ia ketahui dan menyerahkannya kembali dengan layar yang sudah terkunci. Namun gadis itu bukan menyerahkannya dalam genggaman Junggo, ia memasukkan ponsel Junggo ke dalam saku hoddie pemuda tersebut.
"Tidak boleh terlalu dekat bermain ponsel, tidak baik untuk mata." Keira berujar sambil menampilkan senyum manisnya.
Junggo mendadak kehilangan napas melihat itu. Canggung dan malu sekali. Ia berusaha untuk mengusir Keira sebab takut ketahuan Yungi yang notabene orang spesialnya.
Junggo berdeham, sok keren, "Tadi kau minta bantuan apa?"
"Oh, aku lupa tadi ingin mengajakmu menonton pertunjukan drama di aula. Acaranya bagus, lho. Ayo!"
"T-tapi .. aku t-tidak—"
Junggo belum menyelesaikan ucapannya, tapi Keira sudah lebih dulu memegang pergelangan tangannya dan menariknya keluar kelas. Junggo malu bukan main. Ini pertama kalinya ia ditarik-tarik seperti ini. Terlebih kini banyak pasang mata di lorong yang melihat mereka berdua. Menaruh rasa penasaran sebab pangeran kampus berjalan bersama si cantik Keira yang sedang menjadi topik hangat.
Informan waktu berdetak dan menunjukkan pukul 10.23. Mereka mengambil tempat yang masih kosong dengan tangan Keira yang masih memegang pergelangan tangan Junggo. Pemuda itu tak menolak, sekalipun malu sebab menjadi pusat perhatian, namun jauh di dalam hatinya ia senang bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇs ᴛᴇʟʟ ✔
FanfictionJunggo, si kapten basket itu sulit sekali didekati. Kerjaannya saja yang gemar tebar pesona, tapi tidak mau bertanggung jawab. Sampai disumpahi bahwa akan ada satu perempuan yang tidak menyukainya. Hei, Junggo itu idola kampus, penggemarnya banyak...