ᴍᴀʟᴀᴍ itu, seperti biasa Yungi asik menatap layar komputernya. Ia tidak beristirahat meskipun jam sudah menunjukkan pukul sepuluh. Matanya masih betah menatap benda persegi itu tak peduli wajahnya sudah kucel bukan main. Kali ini Yungi tidak sedang bermain overwatch, tapi sedang memeriksa data bisnis bar miliknya.
Bar di dekat kampus sudah berkembang pesat, dan pemuda itu akan membuka cabang baru di dekat Sungai Han. Lumayan, menambah pundi-pundi won di dompetnya. Meskipun Yungi berasal dari keluarga kaya dan sudah pasti akan memegang kendali penuh perusahaan kedua orang tuanya, pemuda itu tetap tidak berleha-leha. Tidak seenaknya saja menghamburkan uang dan memanjakan diri.
Anggota Bangtan kecuali Junggo hari ini menginap lagi. Marathon menonton drama dan bermain game online. Memang, rumah Yungi ini sudah seperti warnet saja. Soal Junggo, si bungsu itu sekarang jarang ikut berkumpul kalau malam. Palingan dari pagi sampai sore saja.
Ruang komputer itu tiba-tiba tercium bau terbakar. Yungi yang kala itu sedang menginput stok barang ke dalam tabel sontak menoleh, menghentikan aktifitasnya dan menghampiri sumber masalahnya. Well, siapa lagi memang?
"Ya! Apa yang kau lakukan?" Namu berseru menatap Yungi yang menghampiri Taekyung yang sedang berjongkok di dekat stop kontak.
"Aisshh, kau mau membuat komputerku rusak, ha?" Yungi berhenti di samping Taekyung yang kini duduk diam dengan memajukan bibirnya.
Pemuda Kwon itu sebenarnya hanya ingin mencharger ponselnya, tapi sepertinya salah satu kabel mengalami konsleting, jadinya tercium bau terbakar begitu. Harusnya Youngi jangan menyalahkan Taekyung, lah. Taekyung kan, tidak tahu apa-apa.
"Matikan sambungan di skop kontak utama, kalian matikan dulu komputernya jangan dinyalakan!" seru Yungi.
Yah, untung saja pemuda itu cukup mahir urusan komputer begini. Jadi tidak terlalu panik meskipun sempat kelimpungan sendiri.
Jimmy berteriak seperti orang gila saat tahu-tahu game yang dimainkan kalah. Sementara Hosik di sampingnya hanya tertawa renyah saja. Soalnya pemuda itu hanya bermain tetris. Yungi dengan segera mengambil lakban untuk menambal goresan di salah satu kabel, lantas menutup sumber masalah tersebut. Selama hampir lima belas menit, pemuda itu bangkit sambil membersihkan kedua tangannya dan menyambungan kabel di stop kontak utama. Jadinya, semua komputer sudah bisa diaktifkan lagi.
Taekyung akhirnya menarik napas lega, beruntung sekali tidak disuruh ganti rugi. Mana mau dan mana sanggup ia mengganti komputer Yungi yang mahal ini.
"Ya, Tae! Tanggung jawab, aku kalah dalam permainan gara-gara kau!" Si Lee itu langsung saja membentak Taekyung sebab sekarang permainannya harus dimulai dari awal, bahkan komputernya harus dinyalakan. Benar-benar memakan waktu.
Yungi menatap Taekyung yang kini mengulas senyum masam. Tahu bahwa Si Kwon itu sengaja memelas agar dimaafkan. "Aku tidak mau kejadian ini terulang lagi, Kwon. Lain kali hati-hati."
Taekyung mengangguk dan bangkit menuju komputer miliknya, menatap Jimmy yang kini memandangnya dengan aura seram.
"Tae, ayo main satu ronde. Tidak mau tahu, kau harus kalah, titik!" tantang Jimmy.
"Kalau aku menang, apa yang akan kau lakukan?"
"Itu urusan gampang, cepat nyalakan komputermu. Aku akan habisi dirimu di permainan."
Oke, Taekyung menyanggupi. Pemuda itu langsung menyalakan komputer dan bermain. Omong-omong, saat ini Seojin sedang mengakses informasi rumah sakit yang membutuhkan pekerja part time. Kalau Namu, pemuda itu asik saja mencari referensi lagu-lagu baru. Kalau Hosik seperti tadi, ia asik bermain tetris. Tidak mau main yang sulit-sulit, kalau kalah biar tidak kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇs ᴛᴇʟʟ ✔
FanfictionJunggo, si kapten basket itu sulit sekali didekati. Kerjaannya saja yang gemar tebar pesona, tapi tidak mau bertanggung jawab. Sampai disumpahi bahwa akan ada satu perempuan yang tidak menyukainya. Hei, Junggo itu idola kampus, penggemarnya banyak...