32 | Teasing

149 22 0
                                    

--

Jaehyun merapikan surai hitamnya di balik spion motor hitam kesayangannya. Ia sengaja memakai gel rambut agak banyak hingga membuat rambutnya kaku dan agak kinclong. Semalam Junggo sudah mengabarinya untuk datang dan berkumpul di rumah Yungi, mengajak Mingkyu dan Chanwoo. Namun sayangnya, dua sahabatnya itu tidak bisa datang. Mingkyu harus mengurus adiknya sementara Chanwoo sedang berkencan. Jadilah Jaehyun datang seorang diri.

Pemuda itu berkaca agak lama, mendesah pelan, merapikan jaket bagian depannya, Jaehyun lantas membawa tungkai mengaras pintu. Yungi bilang langsung masuk saja, naik ke lantai dua tempat komputer.

Saat tiba di ruang tamu, ia berpapasan dengan adik Yungi--Keira yang tengah menonton televisi. Jaehyun bersiru, lalu membelokkan tujuannya, mendekat dan duduk di sisi Keira. "Sendirian saja, Kei?"

Gadis itu tersentak. "Eh, Kak Jae. Iya, Kak Jae baru datang?"

"Eung. Santai, Kei. Kita seumuran, kok." koreksi Jaehyun saat Keira memanggilnya dengan sebutan sopan.

"Oh iya, hehe." Jangan salahkan Keira karena memanggil begitu, dia memang tidak kenal dekat dengan Jaehyun.

"Di atas sudah ada siapa?"

"Biasa, teman-temannya Kak Yungi."

Meskipun Jaehyun tak mengenal Keira dengan baik, tapi paling tidak ia cukup bisa berbaur sebab Keira tidak sekaku Yungi. Pembawaan gadis itu memang kalem dan santai, tapi tidak seram, kok.

"Kalau melihatmu sendiri begini, aku jadi tidak ingin naik, Kei." Jaehyun mengambil satu potong kue di atas meja yang sebenarnya Keira siapkan untuk dirinya sendiri.

Gadis itu juga tidak menimpali yang macam-macam, Keira sudah terbiasa dengan sikap kurang ajar teman-temannya Yungi. Mau yang sejenis dengan Taekyung atau Jimmy sekali pun, ia bahkan kebal. Apalagi yang seperti Jaehyun--pintar, tampan dan sedikit playboy. Jujur saja, anak-anak basket yang Keira tahu memang rata-rata dekat dengan lawan jenis, kok. Hobinya tebar pesona ini dan itu. Pengecualian untuk Junggo.

Keira terkekeh, ia lantas menaikkan kedua kaki ke atas sofa dan di atasnya diletakkan sebuah bantal. "Eum ... kau sendiri kenapa tidak mengajak temanmu? Kalau tidak salah, Mingkyu dan Chanwoo, ya?"

"Haha, iya. Mereka sibuk."

Keira menggumamkan 'oh' pendek dan mengangguk sebagai balasan.

"Harusnya sih, Kakakmu tidak sering bermain. Tapi sepertinya semakin sibuk jadwal kuliah, semakin sering mereka berkumpul. Sulit sekali dipisahkan." Jaehyun melepaskan jaketnya, lalu diletakkan di lengan sofa. "Kau sendiri sedang sibuk apa, Kei?"

"Biasa, mengerjakan tugas kuliah saja, kok."

Pemuda itu mengangguk, lalu Keira menawarkan minuman pada Jaehyun dan langsung diiyakan. Lagipula ia memang belum menenggak cairan apa pun, tenggorokannya terasa kering sekali. Perjalanan menuju rumah Yungi memakan waktu cukup lama, kira-kira sekitar dua puluh menit.

"Kau suka menonton film, Kei?"

Gadis itu kembali duduk di sisi Jaehyun setelah memberikan satu gelas minuman. "Tidak terlalu, sih. Kalau kau bagaimana?"

"Suka juga, dong. Aku paling menyukai film action, kau?"

"Fantasi, hehe."

Percakapan keduanya berlangsung selama hampir satu jam. Mereka bahkan sama sekali tak sadar bahwa sudah selama itu keduanya berbincang. Jaehyun yang awalnya hanya iseng-iseng bertanya kini malah betah bersemayam di sisi adik Yungi ini. Ia bahkan lupa tujuan awalnya datang ke sini. Padahal niatnya ingin berkumpul, tetapi justru seperti sedang mengencani adik dari sahabatnya.

ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇs ᴛᴇʟʟ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang