ꜱᴜᴀꜱᴀɴᴀ aula festival tampak ramai. Dentum musik bergema, sorak sorai terdengar riuh dan sangat menyenangkan. Pengunjung datang dari berbagai sudut di kota, anak-anak hingga orang dewasa berseliweran di area festival. Belum lagi aneka jajanan dan kedai-kedai yang menjual berbagai macam barang membuat suasana semakin ramai. Seperti pasar kaget saja, bedanya ada acara musik. Kalau dipikir, sebenarnya Keira lebih senang menyebut festival ini mirip dengan festival musik dunia favoritnya; Coachella. Suasananya sama, hanya isinya saja yang berbeda.
Keira yang memakai gaun putih menjuntai dengan surai diikat manis itu tampak gugup dalam diamnya. Ia berulang kali meremas jemarinya di atas pangkuan. Terlihat tegang dan tak nyaman. Ia takut, amat sangat takut membuat kesalahan.
Meskipun festival ini diadakan dalam rangka amal dan tidak ada pemenang, tetap saja ia tampil di hadapan banyak orang dari berbagai profesi dan usia. Ditambah ada Junggo dan teman-teman kakaknya di sini. Ia jadi semakin gugup.
"Sayang, kamu pasti bisa." Mama menenangkan. "Putri Mama yang cantik ini sudah berlatih dengan keras dan baik, Mama yakin kamu bisa membuat mereka semua terpukau."
Gadis manis itu merasa sedikit lebih tenang setelah penuturan sang mama yang mengalun lembut. "Terima kasih, Ma."
"Sama-sama, ayo panaskan panggung dan buat Junggo semakin jatuh cinta," ejek mamanya sambil mengelus surai indah sang putri bersama seulas patri mengejek yang tampak menyebalkan dalam pandangan si gadis.
"Ish, Mama apaan, sih." Keira kini pasang wajah kusut, ekspresinya berubah keruh.
"Apa Mama melewatkan sesuatu?"
"T-tidak." Keira menggeleng. "Mama jangan menggodaku begitu, dong." Si gadis menghentakkan kedua kakinya di atas lantai. Merasa jengkel dan malu dalam satu waktu.
"Hahaha iya, Sayang, maaf. Mama hanya terlalu senang. Nanti kalau kamu tampil dengan sukses, Mama yakin Junggo akan semakin menyukaimu." Mama memeluk Keira dan mengusap rambutnya lembut.
"Mama kenapa membahasnya terus, sih?" Dalam dekapan mama, Keira menggerutu sebal.
"Karena Mama suka melihat Junggo, dia tampan dan baik. Pas sekali dijadikan menantu."
Mendengar kalimat mamanya, Keira langsung mendongak dan menatap pada mata mamanya yang menunduk. "Maksud Mama? Mama mau menjodohkanku dengan Junggo?"
"Anak Mama mau, tidak?"
"A-aku ...."
"Wah, gadis jelek ini sekarang berubah jadi tuan putri, ya?" Kalimat Keira dipotong dengan kalimat yang dilontarkan Yungi tanpa pemikiran. Membuat si gadis jengkel dan menatap sang kakak berang.
Penampilan Yungi rapi dan tampan. Rambutnya berubah menjadi light brown, ia dibalut kemeja putih, celana bahan hitam juga ditutupi jaket hitam dengan aksen bunga di dada bagian kiri.
"Sutt, kau ini jahat sekali dengan adikmu sendiri. Berilah semangat agar dia tidak gugup," ingat Mama. Yungi yang mendapat teguran itu hanya menggaruk tengkuknya malu.
"Maaf, Ma. Tapi anak ini kan memang biasanya jelek, aku hanya jujur, kok," jawab Yungi dengan raut tanpa dosa.
"Kakak!" Keira langsung memukul dada Yungi dan menjambak rambutnya hingga Min sulung itu berteriak sakit.
"Aaarghh! Yak! Rambutku, Kei. Berhenti!" berantakan sudah penampilan tampan Yungi. Padahal semalam ia sudah berganti warna rambut agar semakin mempesona, sekarang sudah kacau tak karuan. Seperti kucing sehabis dimandikan.
"Kei, sudah. Jangan begitu dengan Kakakmu," Mama menengahi.
"Biarkan saja, laknat sekali dia jadi kakak, hih!"
![](https://img.wattpad.com/cover/246709835-288-k837636.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇs ᴛᴇʟʟ ✔
FanfictionJunggo, si kapten basket itu sulit sekali didekati. Kerjaannya saja yang gemar tebar pesona, tapi tidak mau bertanggung jawab. Sampai disumpahi bahwa akan ada satu perempuan yang tidak menyukainya. Hei, Junggo itu idola kampus, penggemarnya banyak...