"ᴋᴇɴᴀᴘᴀ cemberut begitu, An?" Taekyung mendekat dan merangkul bahu Sean. Siang ini ia meminjam Sean pada Junggo untuk diajak main. Padahal Sean sedang ingin bermanja-manja dengan Junggo lantaran rindu.Namun Junggo mengizinkan Taekyung membawa Sean sebab nanti ia juga akan bertemu dengan Sean pagi sampai malam. Meminjamkan gadisnya selama setengah hari bukanlah pilihan yang buruk. Meskipun Sean harus dibujuk dulu sebab tidak ingin diajak berkencan dengan alien itu.
Kencan apanya? Taekyung terkenal dengan sifat playboynya, makannya Sean tidak pernah menganggap serius ajakan kencan pemuda itu.
"Memikirkan orang."
"Pasti Junggo, ya?"
"Memangnya siapa lagi?" katanya. "Lagipula Kak Tae kenapa mengajak main, sih? Aku 'kan, ingin di rumah. Ingin main dengan Junggookie."
"Sudahlah, tak usah dipikirkan. Junggo sudah besar, nanti malam juga kalian bertemu. Apa yang dipermasalahkan memang?"
Masalahnya, Sean sedang tidak ingin kemana-mana. Taekyung ini memang tidak peka. Huh.
"Dasar anak kecil." Taekyung mengacak-acak surai Sean hingga membuat gadis itu semakin masam wajahnya. "Coba hubungi Jimmy, dia sudah sampai mana?"
Rencananya, hari ini Sean akan diajak main ke Everland bersama Taekyung dan Jimmy. Hanya bertiga, rindu katanya. Itu juga alasan dua alien ini menculik Sean. Untungnya mereka mengiming-imingi dengan makanan, Sean jadi mau.
Keduanya tiba tepat saat jam makan siang. Sengaja Taekyung mengajak siang hari agar bisa main sampai malam. Jalanan agak sedikit macet dan padat, tetapi terbayar dengan suasana ramai Everland serta makanan ringan yang banyak disukai anak-anak dan orang dewasa. Mereka mampir ke kedai kopi sebentar untuk menunggu Jimmy, memesan coffee latte dan ice coffee.
"Bagaimana hubunganmu dengan Junggo?" Taekyung memulai percakapan saat pesanan mereka sudah tiba.
"Ya, begitu."
"Begitu apanya?"
Sean bertumpu dagu, memandang pemuda yang lebih tua empat tahun darinya dengan pandangan menerawang. Bingung menjawab.
"Kalian masih sering bertukar kabar, kan?" tanya Taekyung lagi.
"Masih, tidak sering. Hanya sesekali saja. Perbedaan waktu membuat komunikasi kami jadi lebih sulit."
Taekyung manggut-manggut. Ia melirik informan waktu sebelum mendongak dan kembali berujar, "Kau semakin cantik saja, An."
Sean memutar bola matanya malas, sudah kebal dengan rayuan Taekyung. Dari dulu pemuda ini memang tak pernah berubah, gemar menggoda. Pantas saja penggemarnya banyak. Tetapi sayangnya Taekyung belum serius dengan perempuan. Padahal kasian juga perempuan yang pernah dighosting, ditinggalkan begitu saja. Kalau boleh jujur, semua teman kencan Taekyung itu cantik, tapi tak pernah diseriuskan.
"Kau pikir aku akan luluh dengan gombalanmu? Jangan harap, Kak."
Taekyung terkekeh manis, ia sudah menduga bahwa gadis di hadapannya ini tidak akan tergoda. Sean dari dulu sampai sekarang isi kepalanya hanya Junggo saja, jadi mau digoda ratusan kali oleh pria tampan mana pun, ya, tetap tidak tergiur. Hebat. Setia.
Jimmy datang saat kopi di gelas Taekyung tersisa setengah sementara kopi es milik Sean menyisakan es batunya saja.
"Maaf, ya, aku telat. Jalanan macet." Jimmy langsung mengambil minuman Taekyung dan meneguknya hingga tandas. "Cantikku ini pasti kesal menunggu terlalu lama, ya?"
Sean melakukan hal yang sama, memutar bola matanya malas. Dasar manusia penggoda. "Habis ini kita mau kemana?"
Jimmi bangkit dan merangkul Sean. "Ayo bermain semua permainan yang ingin kau mainkan. Tenang saja, kami akan menemani adik kecil sampai puas."
KAMU SEDANG MEMBACA
ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇs ᴛᴇʟʟ ✔
FanfictionJunggo, si kapten basket itu sulit sekali didekati. Kerjaannya saja yang gemar tebar pesona, tapi tidak mau bertanggung jawab. Sampai disumpahi bahwa akan ada satu perempuan yang tidak menyukainya. Hei, Junggo itu idola kampus, penggemarnya banyak...