--
Say hello to Han Sean! Piw-piw ....
•••
ʙᴀɢɪᴀɴ terbaik dalam hidup Junggo adalah ketika ia masih bisa menikmati udara pagi dan malam hari dikawani minuman kesukaan, tayangan favorit atau bahkan keluarga kesayangan. Sederhana, sesederhana senyum pada sudut bibir kala mendapati raut cerah kedua orang tuanya setiap Junggo berhasil mendapatkan nilai nyaris sempurna saat ulangan harian.Junggo sadar, dia ini tidak begitu pintar dalam akademik, maka demi mengurangi rasa khawatir ayah dan bunda, Junggo belajar melakukan banyak hal. Junggo yang pandai bermain alat musik, senang membantu bunda memasak di dapur, turut membantu ayah berkebun sesekali, gemar berolahraga, dan lagi satu, tidak nakal. Junggo benar-benar menepati janjinya pada kedua orang tuanya untuk tidak terjerembab dalam pergaulan bebas. Kendati untuk remaja beranjak dewasa seperti dirinya, hal-hal seperti itu bisa dikatakan wajar.
Tetapi sewaktu-waktu, ada saja kejutan yang selalu berhasil membuat Junggo tanpa sadar menyakiti beberapa pihak. Junggo tidak tahu harus bahagia atau sedih, atau tidak keduanya. Kehadiran Sean pada acara ulang tahunnya cukup banyak membuat Junggo kelabakan.
Bukannya Junggo tidak senang, ia senang, malah. Tetapi, barangkali Junggo hanya terkejut. Keira ada di sini, menyaksikan bagaimana ia dan Sean yang begitu akrab. Karena sungguh, hanya dengan Sean saja Junggo berani melakukan kontak fisik. Entah itu berpelukan, saling merangkul, berpegangan tangan atau skinship ringan lainnya.
Junggo mengerjap, ia memasukkan satu permen kranberi ke dalam mulut, duduk di sisi Sean yang tengah menyicipi banyak sekali kudapan manis. Sementara di sebrang sana, ada Keira yang tengah ikut memanggang daging bersama Yungi. Junggo memandang langit malam yang cukup cerah meskipun tidak ada bintang. Udara tidak terlalu dingin, suasana di rumahnya masih ramai. Mungkin sampai pagi, mengingat Bangtan mana mau pulang jika disuguhi banyak makanan enak. Buktinya Taekyung dan Seojin sudah menyantap makan malam di meja makan besar yang disediakan. Dasar babi rakus.
"Tidak ingin makan?" Junggo menoleh saat Sean berbicara, ia menggeleng. "Kak Junggo hanya minum saja? Memangnya tidak lapar?"
Junggo kembali memasukkan permen kranberi ke dalam mulut, membuang bungkusnya ke sisi kanan sementara tubuhnya kini sepenuhnya menatap Sean. "Sean, sebenarnya kenapa tiba-tiba kau datang? Kenapa tidak mengabariku dulu?"
Sean diam, tidak menjawab apa pun. Satu tangannya meraih gelas jus jeruk dan meminumnya, mengalirkan rasa segar pada tenggorokannya yang kering. Dia haus sekali. Bibir Sean mencebik, ia sengaja memperlambat gerakan meneguknya agar bisa melihat ekspresi Junggo yang tak sabar karena menunggu jawaban darinya.
"Aku lulus sekolah dua minggu lalu, dan ayah menyuruhku gap year agar aku istirahat sebentar. Jadi aku memutuskan untuk kembali. Niat awalnya, sih, memang ingin mengabari Kakak, supaya bisa dijemput. Tetapi aku lebih memilih merahasiakan kedatanganku. Ayah dan buna juga setuju, jadi mereka membantuku untuk tidak memberitahu Kakak."
KAMU SEDANG MEMBACA
ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇs ᴛᴇʟʟ ✔
FanfictionJunggo, si kapten basket itu sulit sekali didekati. Kerjaannya saja yang gemar tebar pesona, tapi tidak mau bertanggung jawab. Sampai disumpahi bahwa akan ada satu perempuan yang tidak menyukainya. Hei, Junggo itu idola kampus, penggemarnya banyak...