----
ᴊɪᴋᴀ kebanyakan kisah selalu diawali, "Pada suatu hari", maka kisah ini akan dimulai dengan kalimat yang sama.
Siap?
Pada suatu hari, seorang lelaki tengah berjalan dengan gagahnya menuju lapangan. Tubuhnya berbalut seragam kebanggaan berwarna merah dengan angka 97 di punggungnya. Ia menyugar surai legamnya ke belakang, dahi sempit yang cerah itu senada dengan obsidian jelaganya yang memikat. Patri pada labiumnya menunjukkan sebuah kebijaksanaan pun kehangatan. Begitu manis dengan tahi lalat kecil di bawah sana. Gatal sekali ingin disentuh. Jangan lupakan bagaimana sosok tersebut memiliki bentuk tubuh yang mempesona. Besar dan kekar. Percayalah, semua perempuan di sini ingin sekali menyentuh otot-ototnya yang luar biasa sekali. Ugh, gila saja kalau kalian tidak terpikat.
Bahunya lebar dengan dada tegap, pas sekali dijadikan sandaran, kan?
Di belakangnya selalu berbaris rapi jajaran penggemar setia. Tentu semuanya perempuan. Mengklaim diri masing-masing cocok bersanding dengan sang pangeran, pun tentu pemuda itu memang tampan luar biasa. Siapapun pantas disandingkan dengannya. Diantaranya tentu adalah primadona kampus, yang dengan mutlak mematenkan diri untuk menjadi pengikut setianya.
Lalu, siapa pemuda itu?
Mari mendekat, biar kuperkenalkan dengan sosok mempesona yang banyak dielu-elukan itu.
Namanya Koo Junggo, pemuda berusia dua puluh satu--tahun ini di bulan September. Berada di kejuruan bisnis di tingkat dua, kelasnya ada di lantai 3, omong-omong. Mau mampir? Silahkan. Junggo orangnya ramah dan terbuka. Hftt, pantas saja disukai, benar, kan?
Di waktu istirahat, biasanya ia akan bergabung dengan teman-teman tim basketnya. Jangan tanya visual mereka seperti apa, nanti kalian akan kenal dengan sendirinya. Intinya mereka adalah geng terpopuler di kampus, dijuluki pangeran impian, putra kerajaan dan lain sebagainya. Ingin mengenal mereka? Boleh, boleh. Setelah ini, ya? Asalkan siapkan hati dan jantung kalian.
Junggo selalu memesan ramen dan jjajangmyeon, ia suka makanan pedas asal kalian tahu. Ah, dia juga suka es krim--rasa vanilla. Teruntuk kalian yang mengklaim diri sebagai penggemarnya tentu tahu hal ini. Junggo juga senang menghabiskan waktu di perpustakaan. Selalu mengambil tempat di sisi jendela dengan tiga buah buku minimal, juga earphone yang menutupi gendang telinganya. Ia tak suka diganggu jika sedang membaca. Kalau ada cahaya yang menyelusup masuk melalui kaca, maka kalian beruntung. Junggo dan jendela adalah perpaduan yang sempurna.
Oke, cukup perkenalannya. Mari kita lanjutkan kegiatan pemuda Koo ini.
Saat ini tungkainya sudah berayun dan hampir tiba di sisi lapangan. Ia melambaikan satu tangannya pada rekan sesama tim. Mereka yang sudah menunggu pun menyambutnya dengan baik. Jangan lupakan penggemar setia yang juga berderet rapi di pinggir lapangan. Ughhh, ramai sekali. Kalau dihitung dan dijual dapat berapa, ya? Heumm...
"Jung, ayo!" seru salah satu rekannya.
Oh iya, hari ini memang ada jadwal latihan basket. Minggu depan mereka akan bertanding melawan timnya Jaehyun, salah satu anggota basket dari fakultas seni. Biasa, pertandingan antar kejuruan begitu.
Maka tubuh itu pun mulai bergerilya, menari-nari membawa bola dengan gaya yang keren. Lompatannya memukau, tak lupa senyuman khasnya ditiap berhasil melakukan servis. Manis sekali, ya Tuhan. Keringat yang menetes menuruni dahi dan tengkuk gatal sekali minta dikeringkan. Belum lagi surai legamnya, ughh! Kalian beruntung jika berhasil memegang aset berharga itu.
"Jung, jangan lupa nanti ke tempat biasa," itu suara Jimmy.
Pemuda yang kini tengah menenggak satu botol air dingin itu menoleh, "Tentu, Kak. Aku ganti baju dulu."
Maka dibalas anggukan oleh pemuda bermarga Lee itu. Mereka selesai berlatih, kini duduk dan beristirahat di sisi lapangan. Handuk tersampir pada bahu mereka pun air mineral menjadi teman mereka saat ini. Deretan fans mereka begitu asik memotret dan meneriakan nama mereka, berisik, tapi memicu euforia tersendiri.
"Jung, penggemarmu banyak sekali. Berisik dan liar." Seojin menyikut perut Junggo.
"Ah, biarkan saja. Mereka lucu, kok."
"Kalau lucu, berkencanlah dengan salah satunya. Kasihan sekali kau ini, tampan tapi belum ada yang punya." ledek Taekyung.
Memang, Junggo itu jomblo. Kalau kata Taekyung sih, buat apa tampan kalau tidak punya pacar?
"Aku belum siap untuk menjalin hubungan, Kak. Lagipula mereka tidak begitu penting."
Namu yang tadinya menyimak, mulai tenggelam dalam konversasi, "Belum ada yang menarik minatmu?"
Junggo mendengus, "Mereka bukan barang dagangan."
Ya memang, Junggo ini menghargai perempuan asal kalian tahu. Tidak mau merusak dan tidak mau menyakiti. Tentu saja itu membuat penggemarnya semakin bertambah.
"Ada satu yang nantinya akan membuatmu tertarik," Hosik menimpali.
Si Koo menaikkan alis heran, pun ada patri tipis pada labium yang membingkai wajahnya, "Maksud kakak?"
"Nanti kau tahu sendiri," sambung Hosik.
"Sudah, jangan ganggu Junggo. Aku duluan ke ruang ganti. Jung, jangan sampai telat." Yungi melangkah meninggalkan mereka. Membiarkan gema memenuhi seisi lapangan tatkala pemuda manis dengan kulit seputih susu itu berjalan menjauh.
Di tengah kesibukan mereka untuk beranjak dari lapangan, Taekyung mendekati Junggo. Membisikkan beberapa silabel yang membuat pemuda Koo itu kebingungan.
"Kau mungkin belum tertarik dengan gadis-gadis itu," tunjuknya pada penggemar Junggo menggunakan dagu. "Tapi ada satu gadis yang nantinya akan membuatmu jatuh cinta. Percaya padaku. Sekali lihat, kau pasti terjatuh."
Maka ditinggallah Junggo dengan kepala dipenuhi lautan pertanyaan. Ia memandang punggung Taekyung yang membelakanginya, tengah berjalan mengambil tas dan air mineral. Pemuda itu diam sejenak lalu mendengus kasar. Ada apa sih, sebenarnya? Memangnya Junggo terlihat 'jomblo' sekali ya, sampai dibilang tidak bisa jatuh cinta?
[]
Dhe,
28 Feb, 2021____
Masih awal, belum ada apa-apanya, hihi. Akutu kalau ngetik awalnya aja dikit, lamalama bisa 1k-2k words. Jadi mumpung dikit nikmatin dulu ya, biar ga pusing juga hehe. Yang mau momen gemesnya, next chapter aku kasih. Vomentnya jan lupa tututu
KAMU SEDANG MEMBACA
ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇs ᴛᴇʟʟ ✔
Fiksi PenggemarJunggo, si kapten basket itu sulit sekali didekati. Kerjaannya saja yang gemar tebar pesona, tapi tidak mau bertanggung jawab. Sampai disumpahi bahwa akan ada satu perempuan yang tidak menyukainya. Hei, Junggo itu idola kampus, penggemarnya banyak...