38. Kesal

4.1K 180 13
                                    

Helohaaa.... Apa kabar guys? Gue harap kalian baik- baik aja ya!

Ini udah secepat yang gue bisa, di tengah masalah dan otak gue yang nggak bisa sinkron....

Okee.... Seperti biasa, vote n komen sangat berarti untuk melanjutkan ke chapter berikutnya ya....!

Oh ya, terimakasih atas komen di chapter sebelumnya... I like itu so much😘

Happy Reading!!!

---------------------------------------------------------



Jujur, ia sudah kehilangan banyak tenaga. Entah berapa lama dan berapa kali ia mengetuk pintu dihadapannya itu. Bahkan sebagian beban tubuhnya ia sandarkan pada pintu itu.

"Sayaang...
Breathee...
Aku cinta sama kamu....
Aku bener -bener rela lakuin apa aja asal kamu mau denger penjelasan aku dulu.... Breathee...
Tolong dengerin aku...
Buka pintunya sayang...
Jangan begini, aku bisa gila kalau nggak liat kamu ...
Bahkan aku bisa mati..."

"Mati aja sana...!!!" ucap Levan yang datang bersama Aya dan Marlon.

Kay menatap mereka sekilas, lalu menatap pintu dihadapannya lagi.
"Sayaaang? Breathee??"

Aya, Levan dan Marlon hanya menggeleng menatap sahabatnya itu. Mereka tahu pasti ada suatu kesalahpahaman antara Hana dan Kay. Mereka juga yakin informasi yang Yui dan Leo katakan saat menelpon mereka, belum sepenuhnya lengkap. Tak mungkin seorang Kayrolan mengkhianati Hana.

"Gue yakin Hana nggak bakal denger. Udahlah ayo ke rumah loe dulu!" ucap Levan.

"Iya Kay... Sebelum Mahesa dateng," tambah Marlon.

Aya mendudukkan diri di sofa yang tak jauh dari mereka.
"Sebenarnya ada apa sih?"

"Gue dijebak pake obat perangsang," jawab Kay datar.

"Shiiit! Kok loe bisa lengah?" tanya Levan.

"Bukan Nadya yang antar kopi itu ke gue, tapi office girl. Jadi gue nggak ada feeling apapun, lagipula gue bener- bener pusing semalem."

"Bisa nggak tanyanya nanti aja? Mending kita keluar dari sini dulu Kay!
Mahesa nggak bisa kita hadepin dalam situasi kayak gini!" nasehat Marlon.

"Nggak, gue tetep disini."

"Iyaa gue tahu maksud loe. Tapi paling nggak, usaha minta maaf loe setelah emosi Mahesa reda!" ujar Marlon.

"Marlon bener Kay. Mahesa bakal ngamuk kalau liat loe disini," timpal Aya.

"Gue terima apapun yang bakal Esa lakuin ke gue."

Terdengar derap langkah yang berlari dari arah bawah. Mereka yakin itu Mahesa.

"Kay, ayok!" peringat Aya.

Kay tetap tak bergeming.
Kay tahu bagaimana tabiat kakak iparnya itu, maka apapun yang akan Esa lakukan, akan ia terima. Ini memang kesalahan nya. Kesalahan fatal.

Benar, Esa berada diujung tangga, mukanya memerah dan tatapannya sungguh tajam. Tangan Esa terlihat terkepal.

Aya berdiri, mengikuti yang lain yang sedang menatap Mahesa.

Dep dep dep dep dep

Suara langkah Esa yang mantap mendekat pada mereka.

"BANGSAAAT!!!"
Esa hanya berjarak beberapa langkah dari Kay yang masih setia luruh dilantai.

Aya, Marlon serta Levan menghalangi di antara Kay dan Esa. Mereka tahu apa yang akan Esa lakukan.

"MINGGIRRRR!" bentak Esa penuh penekanan.

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang