30. Nasehat Esa

5K 206 8
                                    

Gaes... Abis baca ulang beberapa part sebelumnya ternyata ada banyak typo, maaphkeun yess.....😁

Ok, lanjooootttth...

Happy reading!
Jangan lupa vote n komen
Sumpah, berarti banget...

Makasih

----------------------------------------------------------

"Loe urus ni mantan loe. Kalau gue liat lagi, gue pastiin bakal koit.." ujar Esa dingin dan penuh penekanan.

Ryu yang sudah kedua kali melihat kemarahan Esa sungguh masih terkaget dengan situasi yang ia rasakan sekarang.
"Iy ya Bang."

Hana nampak tersenyum pada Ryu lalu menepuk lengan Ryu pelan.
"Sorry Ry."

"Its OK Han."

Esa menarik tangan Hana menuju lift, diikuti Yui dan bodyguard lainnya.

"Pastikan jalang itu nggak ganggu lagi.  Paham?!" perintah Esa ketika mereka sudah berada didalam lift.

"Baik Tuan," ucap mereka serempak.

Hana menatap Esa yang masih terlihat marah, bahkan rahangnya masih nampak mengeras.

Hana bergerak mendekatkan diri pada Esa. Meraih salah satu tangan kekar Esa, menempatkannya pada pinggangnya. Ia pun memeluk Esa dari samping.

"Jangan marah- marah. Nanti cepet tua tauk," ucap Hana manja.

Esa menatap Hana yang tersenyum padanya.
"Kamu tuh. Bisa kan suruh mereka usir wanita itu. Kenapa malah diajak ngobrol sih?"

"Siapa yang ngajak ngobrol? Aku kan kepo pengen tahu siapa dia."

"Kalau ada apa- apa gimana?"

"Kan ada Kak Yui, ada mereka juga. Kenapa harus khawatir?"

"Iya iya. Terserah."

Beberapa detik kemudian pintu lift terbuka dan mereka berjalan menuju pintu keluar dengan tangan Esa masih memeluk pinggang adiknya.

Sesaat kemudian Esa tersenyum sinis melihat seseorang didepannya. Hana yang melihat senyuman kakaknya hanya bisa mengikuti arah pandang kakaknya.

Hana tersenyum manis melihat Kay berdiri dihadapannya sambil menaruh kedua tangannya di saku.

"Kamu nyusulin aku?" tanya Hana mendekat pada Kay.

Kay langsung merengkuh Hana ke pelukan nya.
"Kangen" lirih Kay.

"Ini kenapa kebalik si? Harusnya adik gue yang manja."

Kay tak menggubris, ia mengeratkan pelukan nya pada Hana sembari mengendus rambut Hana dalam- dalam.

"Heh. Budeg"

"Kak..." Hana berseru pada Kakaknya sebelum nantinya perang dimulai lagi.
"Ayo makan. Hana laper."
Hana menjauhkan tubuhnya dari tubuh Kay.

"Kamu lunch ama Kay aja ya Dek? Kakak masih ada urusan." ucap Esa mendekat pada Hana lalu meletakkan tangannya pada pucuk kepala adiknya itu.

"Mau kemana?"

"Ada meeting. Nggak papa kan?" Esa agak membungkuk mensejajarkan kepalanya dengan kepala Hana.

Hana mengangguk.

Esa menyodorkan pipinya mendekat pada Hana.

Hana langsung mengecup pipi kakaknya itu.
"Pulang nya jangan malem-malem ya Kak. Makan dirumah. Ok?"

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang