44. Debaran

5.4K 186 11
                                    

Gue persembahkan up kali ini untuk yang setia vote n komen di setiap chapter...

Seperti biasa, up selanjutnya berdasarkan vote n komen di chapter ini...😁

Happy Reading Guys....!!!

-----------------------------------------------------------



"Okee...
Tapi besok kamu harus ngantor!
Kasihan Kak Leo jadi kethetheran gara- gara kamu."

"Gara- gara kamu juga."

"Kamu nyalahin aku?"

"Nggak gitu Breathee."

"Ya udah besok kerja!"

"Asal kamu temenin.....its oke..
Mau?"

"Iya iya sayangku..."
Hana mengecup dada Kay lagi.

"Jangan goda aku Breathee!
Kamu tahu kan, senyum kamu aja udah buat aku horny..."

Hana tergelak.
"Kan kamu udah janji cuma sekali."

"Iya tahu... Tapi kalau kamu goda aku, nggak yakin aku bisa tahan."

"Nggak bisa tahan ya? Kalau aku nggak mau layanin, ya solo aja sana!"

"Dosa Breathee nolak suami itu..."

Hana mencebikkan bibirnya kesal. Ia tak akan menang adu pendapat dengan sang suami kalau mengenai hal intim seperti ini.

"Tapi kamu tadi udah janji.."lirih Hana seraya menunduk. Membuat pola abstrak pada dada bidang Kay lagi.

"Iya iya aku nggak akan minta lebih.
Tapi jangan harap besok aku lepasin kamu!"

Hana tersenyum tapi sesaat kemudian ia bergidik ngeri saat mengerti maksud Kay. Kay tak akan lupa dengan kata- katanya. Hana yakin itu.

Tapi paling tidak, malam ini ia bisa beristirahat. Tidur dengan memeluk suami terkasihnya. Mencium aroma tubuh yang beberapa hari ini hilang dari kesehariannya.

***


Pagi ini Hana terbangun terlebih dahulu. Ia ingin beranjak dari tubuh Kay tapi sentakan dalam dirinya membuat ia kembali terbaring di atas Kay.
"Eungghhh."

"Mau kemana?" tanya Kay dengan suara serak.

Tapi Hana merasa bukan serak karena bangun tidur, tapi karena Kay sedang bergairah? Ya Tuhan, ini masih pagi.

"Mau mandi. Lepas Kay?"
Hana mencoba meronta tapi yang dibawah sana semakin tegang dalam dirinya. Hana menatap Kay.

Kay tersenyum nakal.
"Kamu sadar udah bangunin dia?"

"Tapi..."

"Morning sex, Breathee...!" pinta Kay.

Tanpa menunggu jawaban, Kay menaik turunkan pinggul Hana. Ingat kan kalau penyatuan mereka belum terlepas semenjak tadi malam?

Hana sekilas tersentak kaget. Tapi mau bagaimana lagi. Pria dibawahnya ini harus ia layani terlebih dahulu kalau menginginkan keluar dari kamar ini. Maka ia harus menikmatinya.

"Sayangh.... Kitah bakal telath," ucap Hana yang sekilas menatap jam di atas nakas.
"Awhhhh...!"
Hana memekik ketika Kay merubah posisi.

Sekarang Kay berada di atas Hana. Melumat bibirnya lembut, penuh dengan sayang. Menyesap hingga menggigit kecil.

Sedang dibawah sana Kay memompanya dengan cepat.

"Hmmmpth .....hmmmmpth..." lenguhan Hana  tertahan.

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang