46. Gangguan

4.5K 194 17
                                    

Helohaaaaa...

Akhirnya up juga...
Ya beginilah gue... Karena target readers & komen nggak tercapai... Terserahlah...

Tapi ya jadi suka- suka gue up nya....😁

Okee... Tap vote & jangan lupa tinggalkan komentar... Sangat mempengaruhi jadwal up selanjutnyaaa guyyys....😁🤣

Happy Reading....!!!

----------------------------------------------------------


Nadya yang masih bersimpuh  di dekat sofa mengangkat sedikit wajahnya, memperhatikan Hana dan Kay dikursi kebesaran itu. Menatap cemburu.

Bukan arti cemburu sebenarnya tapi cemburu akan perlakuan orang- orang di sekitar Hana. Sebenarnya siapa sih Nona Hana ini. Gadis yang ia lihat beberapa kali datang, dengan mengenakan seragam SMA.

Seperti seorang yang menjajakan tubuhnya untuk bos nya. Tapi melihat Hana memanggil Mahesa kakak, ia yakin gadis itu dari kalangan yang berada. Tak mungkin menjajakan tubuh hanya demi uang. Lalu siapa dia?

Nadya terlonjak kaget ketika melihat Kay mulai membuka satu kancing seragam Hana. Mulai mengecupi area tulang selangka gadis itu.
Tapi ia menunduk lagi ketika menyadari Hana sedang menatapnya sekilas.

Hana menemukan sebuah ide klise yang berkelebat di otak nya ketika menyadari Nadya terlonjak tadi. Balas dendam dengan ciri khasnya. Sepertinya akan menarik.

Tok tok tok

Beberapa kali ketukan menyadarkan Hana dari lamunan akan rancangan rencananya pada Nadya.

"Masuk!" perintah Hana yang tahu Kay tak akan mau berbicara jikalau sudah sibuk dengan tubuhnya.

Dari luar, Leo masuk diikuti Friska dibelakang nya. Leo tak nampak kaget melihat kelakuan sang bos di depan sana. Toh hanya sedang mengecup bahu sang nona. Sudah biasa. Bahkan biasanya ia akan melihat lebih dari ini.

Sedang Friska agak terkaget dengan pemandangan didepan sana. Ia tahu bos nya itu memang sangat mencintai Hana. Tapi biasanya ia hanya melihat Kay berbicara manis dan lembut pada Hana. Paling intim, melihat Kay memeluk pinggang Hana posesif. Ia hanya mampu menundukkan kepala sambil berjalan mendekat.

"Sofa nya akan datang sebentar lagi Tuan. Setengah jam lagi, akan ada meeting bersama LaCorp.
Bagian resepsionis sudah ada yang mengatasi jadi Friska kosong sampai Nona tidak membutuhkannya lagi."

Kay hanya bergumam tak jelas sambil menikmati aroma tubuh sang istri. Mengecup sana- sini dengan intim. Ia tak malu melakukannya dimanapun dia mau. Lagipula kancing baju Hana yang ia lepas hanya satu. Tak akan mengekspos miliknya. Apalagi kepalanya cukup menutupi bagian yang terbuka.

"Okee Kak Leo.
Sofa nya selama itu kah?" tanya Hana dengan nada jahil.

Leo mengernyit. Nona mudanya itu sering menempatkannya pada situasi yang tak terduga.
"Saya akan menelpon lagi untuk memastikan, Nona."
Leo menjawab dengan tenang.

"Aku udah nggak tahan liat sofa itu. Mataku sakit," Hana mulai dengan mode jahilnya.
"Sayaaang... Aku mau sofa nya sekarang..." rengek Hana menggoyangkan bahunya. Menghentikan aktivitas yang Kay sukai.

"Le...!"
Kay berkata dengan datar dan dingin tanpa menoleh. Tanda untuk menuruti perintah Hana.

"Akan saya telpon Tuan."

"Sekarang!"tegas Kay.

Leo beringsut menjauh, menelfon perusahaan furniture yang ia hubungi tadi.

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang