17. Berbalik

8.4K 246 3
                                    

"Sayaaaang?"

Suara itu kembali terdengar sayup- sayup ditelinga Kay. Matanya masih enggan terbuka.

Bukankah ini hari minggu, kenapa Hana membangunkannya sepagi ini. Akhhh, dia baru sadar kalau yang dipeluknya adalah guling dan mulutnya bebas tanpa ada benda yang biasanya ia kulum.

"Sayang. Bangun donk. Kak Leo ada dibawah."
Hana mengguncangkan badan Kay yang topless.  Kay hanya menggunakan boxer warna hitam.

Kay membuka mata. Ia menunjuk bibirnya.

Cup

Kecupan dari Hana membuatnya tersenyum simpul.

"Selalu manis.
Boleh minta lagi?"

"Issh sana mandi, bau tau nggak?!"
Hana menarik tangan Kay agar segera bergegas mandi.

"Iyaaa..."

Cup

Kay berhasil mencuri satu kecupan dari bibir Hana. Ia kemudian berjalan santai menuju kamar mandi.
.
.
.
.
.
.

"Kenapa Le?"

Kay menuruni tangga dengan Hana disampingnya. Kay memeluk pinggangnya posesif.

"Maaf mengganggu pagi- pagi Tuan."

"Hmmm"

Kay dan Hana mendudukkan diri disofa diseberang Leo. Ada Yui juga yang duduk disamping Leo.

"Tentang Nona Nathally..."

"Gue nggak mau tau Le."

"Lanjutkan Kak" Hana menyela.
Ia tersenyum manis pada Kay lalu mengelus pipi Kay sebentar.

"Ibunya sedang sakit Nona. Ia sedang butuh uang. Maka dengan terpaksa menyetujui untuk bekerja sama dengan Bagas Handoko."

"Motifnya?"

"Nona mungkin lupa, saat SMP Nona pernah menolak Bagas."

Hana mengerutkan keningnya.
"Iyakah Kak? Aku beneran lupa"

"Breathee. Terlalu banyak yang kamu tolak. Makanya sampai lupa" terang Kay.

Hana mengangguk.
"Tapi aku merasa nolak dengan baik- baik."

"Ehm maaf Nona. Sepertinya bukan sepenuhnya salah Nona."

"Maksud Kak Leo?"

"Tuan Esa hampir mencelakainya."

Hana melebarkan matanya.

Aaah. Ia mengingat sesuatu. Esa pernah meledak emosi nya saat melihat Bagas di mall waktu itu. Saat ia harus berpura- pura pingsan. Ia mengerti sekarang. Tapi apa motif kakaknya? Bagas tak melakukan apapun padanya.

Memang Esa lebih protektif dan melakukan hal ekstrim untuk melindunginya. Tapi jikalau hanya karena Bagas menyatakan cinta padanya, rasa- rasanya masalahnya terlalu sepele.

"Kamu mikirin apa Breathee?"
Kay mengelus sayang surai Hana.

Hana tersadar dari lamunannya.
"Aaaa... Ng - nggak apa- apa."

"Kak Leo. Aku bisa minta tolong untuk selidiki apa motif Kak Esa waktu itu?"

"Breathee. Aku udah bilang Leo untuk selidiki, tapi karena kakakmu itu sangat rapi dalam bertindak...
Aku yakin akan agak sedikit sulit."

Hana menatap Kay dengan wajah bertanya.

"Kamu inget waktu Bagas peluk kamu? Sejak itu aku suruh Leo untuk cari info tentang dia. Tapi saat Kak Leo mu ini tahu ini berhubungan dengan Mahesa, informasi selanjutnya seperti terhalang. Tak terdeteksi."

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang