8. Bandung

9.4K 283 4
                                    

"Arghhhh faster baby.... Fashhh teeerh!"
Desahan seorang wanita terdengar dipenjuru ruangan itu. Kamar bernuansa abu- abu dengan ranjang king size nya.

Ada sepasang sejoli yang sedang memadu kasih disana. Bergelung dengan kenikmatan dunia di ranjang itu.

"Kamu enak baby. Ehm ehm... Ahhhh." ujar sang lelaki dengan terus memompa juniornya keluar masuk pada lubang surgawi kesukaannya.

"Lebih cepaatth Lev. Please!" bahkan sang wanita terdengar memohon berkali- kali. Matanya sudah terlihat sayu, tubuhnya sudah tak tahan menahan hujaman kenikmatan Levan. Sebentar lagi ia akan kembali mendapatkan orgasme untuk yang kesekian kalinya.

Levan yang merasakan pijatan intens pada juniornya tahu bahwa sang wanita akan sampai. Ia lalu menambah kecepatan pompaan nya. "Tunggu baby. Bersamaaah!"

crot crot crot

Akhirnya setelah beberapa kali membuat wanitanya orgasme, ia pun mengeluarkan cairan cintanya untuk pertama kali saat bercinta kali ini.

Levan menyodokkan juniornya dalam - dalam ke lubang surgawi sang wanita. Seperti cairannya akan tumpah saja pada lubang itu walaupun itu tak mungkin terjadi. Ia selalu memakai pengaman saat bercinta. Ia tak mau tumbuh janin pada rahim wanita yang ia masuki dengan tanpa cinta. Ia hanya sekedar bersenang - senang saja. Baginya bercinta hanyalah kebutuhan.

Seringkali ia melakukan one night stand. Tak jarang teman sekolahnya ia jadikan pacar untuk mencicipi tubuhnya. Jangan salah, itu bukan paksaan. Atas dasar suka sama suka dan sepakat untuk melakukannya tanpa paksaan.

Biasanya ia bertahan kurang dari sebulan bersama satu orang pacarnya. Tapi lebih banyak bertahan hanya beberapa hari, bahkan ada yang baru sehari ia putus. Levan memang seorang Casanova.

Levan yang melihat wanita nya itu sudah lemas kemudian merebahkan tubuhnya disamping wanita itu, Miranda.

"Besok aku langsung ke Bandung. Kamu bisa pulang sendiri kan Baby?" tanya Levan yang mulai meremas payudara kiri Miranda.

Miranda yang tadi sudah memejamkan mata sontak membuka matanya lagi.
"Iya Baby. Bisa kok. Kamu mau berapa ronde malam ini?"

"We will see! Aku mulai lagi babyy."

Levan mulai menindih tubuh Miranda. Kecupan - kecupan kecil ia daratkan pada bibir Miranda beberapa kali.

Levan turun pada leher Miranda, ia menyesap leher putih yang sudah ada beberapa bekas  hasil karyanya tadi. Ia ingin menambahkan lebih banyak lagi. Menjalar turun menuju gundukan kenyal Miranda. Menyesap lagi puting kanan Miranda serta yang kiri ia pilin -pilin membuat Miranda tak tahan untuk mendesah.

Tangan kanannya mulai bergerilya ke area bawah milik Miranda. Ia buka lebar- lebar paha Miranda, ia elus paha dalam itu. Ia pandang sebentar lubang surgawi Miranda. Terlihat memerah dengan klitoris yang sudah membengkak.
"Kamu udah basah baby. Aku mau masuk sekarang."

Levan kemudian mengelus klitoris Miranda beberapa kali. Lalu dengan tiba- tiba ia menyentakkan juniornya memasuki Miranda tanpa aba- aba. Membuat Miranda mendesah kaget bercampur nikmat.

Desahan - desahan kembali bersautan dikamar luas milik Levan. Mereka melakukannya lagi dan lagi hingga pagi menyingsing. Hingga Miranda kelelahan serta Levan pun sudah tak mau melanjutkannya,  mereka baru berhenti.

***











"Berapa ronde semalem?" tanya Aya tanpa mengalihkan pandangan pada ponselnya.

Sekarang mereka berdua berada di mobil bersama Pak Musa yang sedang menyetir dan Marlon yang duduk disamping kemudi.

"Apa sih Ya? Gue lagi nggak pengen debat. Bangunin gue kalau udah nyampe." Levan menjawab pertanyaan Aya masih dengan mata terpejam.

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang