Dirumah sakit kali ini, Dr. Sinta menyuruh Esa untuk menunggu diluar. Ia tahu Hana tak benar- benar pingsan saat dibawa ke rumah sakit.
Dr. Sinta yang sudah mengerti apa yang terjadi, setuju untuk membantu Hana. Ia hanya meminta perawat meletakkan selang oksigen di hidung Hana tanpa infus.
Dr. Sinta meminta Esa masuk, lalu pergi meninggalkan mereka. Sebelumnya ia telah memberitahu Esa bahwa Hana tak perlu diinfus, ia berdalih bahwa sang putri hanya butuh istirahat saja.
"Dek. Bangun! Kakak disini."
Esa duduk di kursi samping brankar Hana. Ia menggenggam dan mengelus tangan Hana. Menaruhnya di pipinya.
"Maaf. Kakak nggak bisa jaga emosi. Kakak juga nggak bisa jaga kamu"
Suara lirih Esa mampu meluruhkan rasa marah Hana sekarang.
Hana membuka matanya perlahan.Esa menyadarinya. Ia mengelus surai Hana sayang.
"Udah sadar? Mana yang sakit? Atau pusing?"
Hana menggeleng pelan dengan ekspresi datar.
"Hmm kamu butuh apa sayang?"
"Suruh Kay kesini. Kakak keluar sekarang!"
Esa menghentikan elusannya pada surai Hana. Ia terkaget.
"Kamu marah sama kakak?"
"Aku mau Kay sekarang!" ucap Hana sedikit meninggikan suaranya.
Esa menghela nafasnya kasar.
"Iya Kakak keluar. Kamu sekarang istirahat dulu. Biar Kay, Kakak yang hubungin"Tanpa mendengar jawaban Hana, Esa lalu beranjak untuk keluar ruangan. Ia terduduk di kursi depan pintu. Ia merogoh ponselnya lalu menelfon Kay.
***
Sesampainya di rumah sakit, tanpa menghiraukan sedikit pun keberadaan Mahesa, Kay langsung masuk ke ruang VIP tempat Hana di rawat.
Kay berjalan agak tergesa, dengan Yui dibelakang nya. Kay merasa lega mendapati Hana tersenyum manis padanya.
"Kamu baik- baik aja Breathee?"
"Heem. Sangat baik kok."
"Apanya yang sakit hmm?"
Kay duduk di ranjang sambil mengelus punggung tangan istrinya itu.Hana menggeleng. Ia dengan jelas menceritakan kejadian saat di Mall tadi tanpa ia tutupi sejengkal pun.
"Jadi... Kamu cuma pura-pura?"
Hana mengangguk.
Yui hanya tersenyum melihat tingkah nona nya.
"Ssttth" Hana meletakkan telunjuknya pada bibir Kay.
"Jangan kenceng- kenceng. Dan jangan bilang Kak Esa."Kay mengangguk lalu membuka mulutnya, memajukan kepalanya. Ia menggigit jari Hana.
"Awwwwh... Sakit Kay."
Hana mengibaskan jarinya yang digigit Kay.Kay mengambil tangan Hana lalu mengecupnya.
"Maaf. Soalnya gemes."Hana terkekeh. "Kak Yui juga harus akting. Oke?"
Yui mengangguk paham "Baik Nona. Saya permisi."
Setelah Yui keluar, Kay mengunci pintu. Ia naik ke atas brankar dan memeluk Hana. Ia kemudian membuka kancing depan mini dress Hana.
"Aku mau nyusu. Boleh?"
Hana terkekeh.
"Biasanya juga nggak ijin kan?"Kay berbinar lalu sedikit melorotkan bra hitam milik Hana. Terlihat payudara sekal menyembul. Kay langsung melahapnya tanpa ampun. Sedang tangan kanannya memilin puting kiri Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Kay
RomanceBanyak unsur dewasa... +21... So, jadilah pembaca yang bijak...!!! Happy Reading Love...💞