58. Keterlaluan

4.4K 198 34
                                    

Walau telat...
Minal aidin walaupun faidzin ya gesss
Mon map lahir dan batin...🙏🏻

Okee, baru bisa lanjutin sekarang...

Sebenernya mau tanya si, seenggak nungguin itu ya ampe ga ada tuh yang komen ngebet buat gue up...?

Jadi vote n komen kalian akan menentukan kapan cerita ini akan di up lagi...

Sama aja sih ya?

Ya sudahlah...😁

Happy Reading!!!



----------------------------------------------------------

Tapi tiba- tiba Livi terdiam. Senyumannya tadi hilang seketika.

"Liv! Kenapa?"

Menggeleng pelan.

"Hallo Han, Kay!" terdengar suara yang Hana dan Kay kenal. Berjalan dari arah belakang mereka.

Seketika Kay dan Hana menoleh, ada Marinca disana dengan gaun seksinya.

Cukup berani Marinca menyapa karena mengingat kemarin mereka bertemu di restoran saat bersama Mesthi. Tentu saja, Marlon membuatnya merasa sangat dicintai kekasihnya itu karena datang ke acara makan siang teman- temannya.

Hana melirik Livi sebentar kemudian menatap Marinca datar.
"Hai!"

"Kenapa masih datar begitu sih Han? Okee lah beberapa hari lalu kita ketemunya nggak sengaja tapi kan Marlon dateng saat gue ama temen- temen. Berarti dia mau publikasiin hubungannya ama gue kan?"

Livi terhenyak. Jadi Hana dan Kay bertemu Marlon dan Marinca? Apakah saat di restoran? Saat bertemu Mamanya?

"Hai Lidya? Lita? Li siapa ya?" pura- pura lupa.

"Livi, Ka!" tekan Hana.

"Oh okee. Livi. Kenal Bella ama Vano juga?" tanya Marinca meremehkan. Raut mukanya sungguh menyebalkan.

"Nggak. Tapi orang tua gue kenal orang tuanya."

Mengangguk paham. Tapi senyumnya sinis.

"Tadi gue kira kalian jalan duluan loh! Soalnya Marlon jemput gue kayak buru- buru gitu."

Deg

Jadi Marlon datang? Bersama Marinca?

Hana menatap Livi cemas. Sedari tadi ia cukup paham jalan pikiran Marlon yang akan datang bersama Marinca. Maka ia cukup kaget saat bertemu Livi.

Livi tersenyum tipis mendapati Hana sedang menatapnya. Ia tahu Hana mengkhawatirkannya.

"Beibii... Disini!" seru Marinca yang melambai ke arah belakang Livi.

Jantung Livi berdebar. Jadi Marlon membawa Marinca ke acara ini? Kenapa bukan dia? Marlon bilang hanya sekedar ingin membalas dendam kan? Tapi kenapa senyata ini Marinca seperti kekasih Marlon. Dan ia lebih seperti wanita pengganggu.

"Kalian disini?" bertanya tanpa tahu disampingnya adalah Livi.

Marinca mendekat pada Marlon, ia berdiri di antara Marlon dan Livi. Bahkan tubuhnya yang ramping itu agak mendorong Livi untuk menjauh.

"Inca?!" seru Hana. Memang Livi tak protes, tapi Hana cukup tahu Livi sedang tak ingin bersuara.

Inca agak ciut. Ia berdehem beberapa kali untuk menetralkan rasa takutnya.

"Kenapa sih Han?" tanya Marlon bingung karena seruan Hana.

Marinca terlihat berpikir.
"Beibi, makan yuk! Laper," mengalihkan pembicaraan, suara merajuk bagai anak kecil. Kepala sudah bersandar di bahu Marlon.

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang