Halohaaa...
Gue udah berusaha secepat mungkin up yah gess...!
Kali ini gue buat lebih panjang, biar puaaas🤣
Jangan lupa vote n komen untuk menentukan jadwal up selanjutnya...🥱
Happy Reading!!!
❤----------------------------------------------------------
Marlon mengangguk dan menepuk pucuk kepala Livi sejenak. Kemudian berfokus mengendarai mobilnya membelah jalanan ibukota menuju tempat yang ingin ia tuju.
Lima belas menit kemudian mobil berhenti.
"Ini kamu serius mau ajak aku kesini?" tanya Livi yang menatap heran bangunan megah di depannya.
Mereka belum masuk ke area bangunan itu. Tapi masih berdiam di pinggir jalan di depan bangunan itu.
Marlon ikut menatap bangunan didepannya.
"Iyaa. Katanya ngikut kan?""Iy ya sih. Tapi mau apa ke sini?
Nggak mungkin ke resto nya kan?
Kita kan abis makan.""Ya nggak lah."
"Meeting?"
"Menurut kamu?" menatap Livi dengan tatapan jahil.
"Ehmmm... Ketemu temen?"
"No."
Mengernyit bingung. "Terus?"
"Booking kamar."
Menatap Marlon melongo, "Ha?"
"Ngikut kan?" kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama.
"Iy ya si. Tapi buat apa booking kamar?"
"Uji nyali dan uji iman."
Livi kembali melongo, "maksudnya?"
"Uji nyali kamu apakah mampu sodorin tubuh kamu. Dan uji iman aku buat nggak terkam kamu."
Sebenarnya Marlon bernada bercanda tapi sukses membuat Livi berpikiran lebih dari sekedar candaan. Livi bahkan menelan salivanya susah payah. Menunjukkan kegugupan dan ketakutan secara bersamaan.
Melihat Livi berwajah gugup, Marlon tak kuasa menahan tawanya yang semenjak tadi ia tahan. Ia bahkan sampai terbahak membuat Livi malah kebingungan.
"Loon?"
"Muka kamu lucu tau nggak?" masih tergelak.
Livi memegang pipinya berusaha mencari tahu apa sebenarnya maksud Marlon.
"Apa? Kenapa?"Marlon meraih tangan Livi yang berada pada pipi Livi.
"Aku bercanda Liv.
Aku mau ajak kamu ke situ tuh!"
Menunjuk sebuah butik di sebelah hotel megah dihadapan mereka.Livi tersipu malu.
"Yaa aku kira ..." menggantung kata- kata, seperti tidak sanggup mengatakan kalimat selanjutnya."Apa Liv?"
Mengacak rambut Livi gemas."Nggak. Nggak jadi."
Marlon tersenyum manis. Ia tahu maksud Livi.
"Ya udah"Marlon melajukan mobil kembali menuju area parkir butik tersebut.
"Ayoo!"
"Iyaa."
Seperti biasa, Marlon turun terlebih dahulu, membukakan pintu mobil untuk Livi dan mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Kay
RomanceBanyak unsur dewasa... +21... So, jadilah pembaca yang bijak...!!! Happy Reading Love...💞