64. Tulus

4.4K 192 80
                                    

Selamat Pagi...

Mau makasih ni karena komen kalian di part sebelumnya positif... 🥰

Mau nanya juga, alurnya lambat nggak si?🤔

Seperti biasa ya guys...
Vote & komen kalian akan menentukan kapan part selanjutnya di up...

Happy Reading!!!

-----------------------------------------------------------

Leo tersenyum smirk ketika mendapati Mesthi mendekat padanya. Ia tahu kelicikan gadis, yang belum tentu masih gadis ini.

Mendudukkan diri disebelah Leo. Duduk miring hingga setengah pahanya terekspos.

"Tuan..." menempatkan tangannya pada lengan Leo.
"Saya rasa, ayah saya bisa memperbaiki nya."

"Saya tahu, Nona."

"Jadi bisakah menyetujui kerja sama itu?"

"Apa hadiahnya jikalau menyetujuinya?"

"Anda mau minta apa, Tuan?
Aku?"

Ceklek...

Sebuah pintu terbuka.

Christopher masuk membawa nampan berisi beberapa cangkir kopi.

"Silahkan! Tuan dan Nona!"

Bukan tanpa alasan Christopher yang membawa sendiri kopi itu. Baru saja ia mendapat pesan dari Yui bahwa Nona Mudanya sudah berada diperjalanan menuju kantor.

Christopher memberi kode pada Leo. Tatapan dan pergerakan bola matanya dapat dibaca dengan baik oleh Leo.

"Bisakah kau bawakan teh manis? Aku tidak suka kopi," ujar Mesthi dengan suara yang ia buat semanja mungkin.

Christopher memandang Leo bertanya, Leopun mengangguk.

"Baik, Nona. Tunggu sebentar!" mengangkat satu cangkir kopi untuk ia ganti, lalu ia beranjak dari tempat itu.

"Kita lanjutkan lagi, Tuan. Bagaimana? Bisakah anda terima saja kerjasama itu?" tanya Mesthi.

Leo tersenyum.
"Bagaimana dengan hadiahnya?"

"Aku.
Apa itu kurang?"menggoyangkan kakinya, hingga paha mulus itu semakin terekspos.

Surya membiarkan Mesthi melakukan tugasnya. Sebelum kemari, ia bertanya pada beberapa kolega bisnisnya cara agar memuluskan langkahnya karena ia tahu tak akan mudah menakhlukkan Wijaya Corp.

Dan ini adalah salah satu cara yang paling direkomendasikan oleh para kolega nya. Apalagi permintaan CEO Wijaya Corp untuk membawa sang puteri, bukankah sinyal bahwa sang CEO tertarik akan puterinya?

Leo tersenyum memandang Mesthi merapatkan tubuh padanya. Ia tahu ini perbedaan Mesthi dan Hana, Nona Mudanya jauh lebih berharga dari seorang yang berada disampingnya ini.

"Saya dengar, anda seorang puteri keraton, Nona?"

"Ya, benar," bangga karena dirinya dikenal. Tersenyum lebar.

"Tapi saya rasa perilaku anda sekarang tidak mencerminkan seorang puteri, Nona."

Mesthi mengernyit. Ia merasa bukan sedang direndahkan, tapi ditolak.
"Apakah anda sudah beristri hingga menolakku?"

Belum Leo menjawab, pintu kembali terbuka.

Terlihat Christopher kembali membawakan teh.

"Ini teh anda, Nona," meletakkan secangkir teh. Tanpa menunggu jawaban ia keluar lagi.

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang