5. Si Sempurna

13.7K 474 19
                                    

"Kay... Gue mau ke mall ama kak Yui ya. Aya ke Bandung soalnya ketemu Abah."

"Tunggu 1 jam lagi! Aku temenin."

"Gue udah boseeen Kaaay."

Kay yang tadi fokus dengan laptop nya kemudian menoleh pada Hana. "Levan ama Marlon lagi di sasana tinju Breathee. Mama juga udah balik. Masa' cuma ama Yui doank?."

"Kak Yui handal kan? Kata loe, dia oke."

"Saya bisa mengantar Nona Hana sendirian Tuan," sela Yui yang sedari tadi berdiri di dekat sofa yang Hana duduki,  sedang Kay ada diseberang mereka.

Kay tak menghiraukan perkataan Yui,  ia malah berjalan mendekat ke arah Hana,  duduk disampingnya. Kay kemudian mendekatkan kepalanya pada telinga Hana.
"OK. Aku ijinin tapi ada syaratnya."

Hana kemudian menoleh pada Kay. Oh tidak, jarak mereka tak lebih dari 5 cm. "Ap- pa?."

"Nggak boleh panggil pake loe -gue lagi. Panggil nama. Aku kamu. Aku risih denger kamu panggil loe gue ke aku. Deal?."

Hana masih menatap Kay tanpa respon. Ia masih menimbang apa yang akan ia putuskan. Bukankah itu tak sulit.

Kay mulai menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa dengan tangan bersedekap dibawah dada. "Tapi cuma boleh ke aku doank."

Hana mengernyitkan keningnya. "Kok gitu?."

"Terserah. Mau apa nggak?."

"Ehmmm.... Oww- ke. Tapi boleh jalan sekarang kan?." tanya Hana dengan antusias.

"Boleh. Biar aku tambah 2 bodyguard lagi."

"Gue ng...." hampir saja Hana keceplosan. "Ehm...Aku nggak suka ya kalau berlebihan gini. Permintaan kamu kan udah gu.. Aku iyain."

"Demi kes....."

"Kaaaay. Ihhhhh." Hana memalingkan wajahnya dengan bersedekap tangan di bawah dadanya. Ia tak terima dengan perlakuan berlebihan Kay saat ini.

Kay yang sadar pujaan hatinya sedang merajuk langsung menarik tangan Hana. Mengelus punggung tangannya lalu mengecupnya sayang. "Iyaa. Ya udah jangan ngambek. Cuma ama Yui aja. Sejam lagi aku nyusul."

Wajah Hana mulai berbinar. Lalu ia merekatkan ibu jari dan telunjuknya menandakan OK.

"Gue... Ehm... Aku jalan dulu ya Kay.  Loe...ehm... Kamu nggak usah khawatir. Kan ada Kak Yui. Makasih."

Cup

Sebuah kecupan mendarat di pipi kiri Kay. Hana lalu mengambil ponsel dan tas nya yang ia taruh di meja tadi. Kemudian beranjak dari sofa menggandeng tangan Yui yang berdiri di dekatnya. "Ayo Kak!."

"Iya Nona." Yui pun mengikuti langkah kaki nona cantiknya itu seraya mengangguk pada Kay. Memohon diri.  Dan Kay hanya menaikkan satu alis nya tanda merespon.

"Nona, bukankah ini terlalu berbahaya, kalau kita hanya berdua? Nyonya juga berpesan untuk membawa lebih banyak bodyguard apabila saya hanya berdua dengan Nona," tanya Yui saat mereka sudah berada di mobil menuju Mall terdekat. Ia tak habis pikir kenapa nona cantiknya ini terlihat santai padahal biasanya dikelilingi oleh banyak orang yang menjaganya.

"Dan kenapa Nona malah duduk didepan? Dibelakang lebih nyaman Nona."

"Kak Yui ternyata berisik juga ya." ejek Hana dengan tetap memainkan ponsel ber bubble 3 nya itu sambil tersenyum. "Nggak usah bilang Mama. Lagian cuma ke mall. Kay nya aja yang berlebihan. Akupun nyaman- nyaman aja duduk didepan."

"Saya hanya menjalankan tugas sesuai protokoler Nona. Seharusnya Nona duduk dibelakang."

Hana mulai gerah dengan omongan bodyguard nya itu. Ia mematikan ponsel nya lalu memasukkannya ke dalam sling bag warna maroon yang ia pakai. Ia kemudian memandang wanita disampingnya itu.

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang