18. Ryu V. Saito

7.7K 243 5
                                    

Seperti yang direncanakan. Malam hari ini Kay mengantar Hana untuk bertemu dengan Bian dan Livi di restoran miliknya. Ingat, Bian bekerja di restoran disebuah mall. Dan mall itu adalah milik Wijaya Corp. Sedang restoran itu adalah miliknya dan Hana.

Bian belum mengetahui nya. Ia hanya menerka- nerka karena kejadian dimana boss nya seakan tunduk pada perintah Hana.

Livi, gadis itu tahu. Memang ia lupa untuk memberi tau Bian. Salahkan saja Bian kenapa tak menanyainya.

Sesampainya di restoran, Kay langsung menuju ke ruangan manager. Membiarkan Hana menghabiskan waktu dengan para gadis. Apabila ia ikut nimbrung, yang ada gejolak untuk mengurung Hana dalam kamar tak bisa ia pendam.

"Loh Kay nya nggak ikut makan aja?" tanya Bian.

"Nggak usah Bi. Lagi ngobrol ama Kak Andre. Paling kalau laper makanannya dibawa masuk."

"Nggak perlu loe suapin?" ejek Livi.

Hana terkekeh. "Nggak kok Liv. Ya kadang Kay nggak tau tempat. Tapi kalau ini malulah ama kalian."

"Mana mungkin? Yang ada kita sering  disuguhin adegan romantis yang bikin iri.
Secara kita berdua jomblo"

Mereka terkekeh bersama.

"Hey Nona Hadiningrat."

Suara sapaan itu berhasil membuat mereka menoleh.

Seorang pria tampan berbadan tegap berwajah oriental berdiri disamping Hana.

Livi menyodok lengan Bian dengan lengannya. Mereka beradu pandang dan menggelengkan kepala menandakan tak tahu siapakah pria itu.

"Sering nongkrong disini juga?"
Pria itu mengambil duduk disamping Hana tanpa permisi.

"Ngapain loe disini?"

Pria itu tersenyum sambil melambaikan tangannya pada Bian  dan Livi.

"Beli obat. Ya makan lah."

"Ryu. Gue rasa nggak ada hal yang bisa kita bicarakan?"

"Siapa bilang? Gue bisa cari topik yang menyenangkan buat ngobrol sama loe. Lagian ya, nggak tau trimakasih banget loe tu"

Hana mengernyitkan keningnya. Ia rasa ia tak sesembrono itu untuk tidak tau terimakasih kepada orang lain.

"Maksudnya?"

"Waktu itu kan gue kasih coklat. Loe nggak ucapin makasih malah sok nggak kenal ama gue lagi."

Ahh.. Hana lupa. Kala itu ia tak sempat mengucapkan terimakasih karena Ryu yang terburu- buru meninggalkan minimarket.

Bian dan Livi kembali saling tatap. Mulut mereka membentuk huruf O mendengar perkataan Ryu.

"Aaah...
Sorry.
Makasih untuk coklatnya."
Hana kembali menyeruput minumannya.

"Gue kira mood loe udah membaik.
Apa emang loe orangnya kayak gini ya?
Tapi gue suka kok."

Hana hampir saja tersedak oleh kalimat blak-blak an Ryu.

"Loe tau gue udah punya pacar kan?"

"Lah siapa bilang gue mau jadiin loe pacar.
Pede banget.
Gue cuma bilang suka."

Hana merona. Ia salah omong. Ia lupa kalau sedang berhadapan dengan orang yang suka bermain kata- kata.

"Ah sorry. Kepedean bgt ya gue?"

Ryu tersenyum dan mengangguk.
"Ngomong- ngomong, gue juga mau ucapin makasih."

"Ha? Untuk?"

"Tadi siang."

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang