57. Ragu

4K 184 31
                                    

Selamat malam wahai cinta😍

Dah lah... Cuss aja...

Seperti biasa, komen n vote nya ya untuk jadwal up selanjutnya...!!!😉

Happy Reading!

----------------------------------------------------------

"Kamu ada acara lain, nak?"

"Ya, lebih penting."

"Mau kemana?"

"Mandi."

Desi mengernyit.

"Itu lebih penting. Apalagi setelah bercinta. Anda merusak jadwal mandi saya."

"Nak?"

"Oh tenang, saya sedang tidak menyindir anda. Saya memang baru saja bercinta dengan pacar saya," tersenyum smirk.
"Jelaskan!"

"Mami kesini karena-"

"Mamiii...!"

Semua orang menoleh.

"Lea?!" gumam Desi.

Christopher datang dengan seorang gadis remaja yang cantik.

Gadis itu mendekat pada Desi, memeluknya.

"Maaf Tuan, Nona ini merengek didepan. Menurut peraturan-"

"Hmm," potong Kay. Ia tahu apa lanjutan pernyataan yang akan Christopher lontarkan.

Levan memperhatikan Lea dan Desi dengan seksama. Mungkinkah?

"Nak, ini Lea, adik kamu."

Levan mengernyit.

"Lea, ini Kak Levan. Ayo kenalan dulu!" pinta Desi.

Gadis itu memperbaiki duduknya. Dan tersenyum pada Levan.
"Hallo Kak Levan, aku Lea," melambaikan tangannya.

"Maaf Nyonya Desi, tapi saya sungguh tidak ingin main kakak- kakakan saat ini. Jadi to the point saja lah!" terlihat gurat malas pada wajah Levan.

"Tapi aku memang anak Mami! Adik Kak Levan!" spontan gadis itu menjawab.

Levan mengamati gadis itu sejenak.
"Ya ya ya. Anggap aja gitu."
Bangkit dari duduk.
"Ribet!"

"Nak!
Levan!
Dengerin Mami dulu!
Mami mohon!" ikut berdiri karena melihat Levan berancang pergi.

"Anda sudah mengganggu jadwal mandi saya! Saya sudah bilang, kan?"
Sudah melangkahkan kaki.

"Mami butuh bantuan kamu!" berseru karena Levan sudah naik ke tangga.

Levan berhenti, ia tersenyum getir. Benar dugaannya, ibunya mencarinya hanya ingin minta bantuan nya. Sungguh menyedihkan.
"Cih...," berdecih.
"Jadi benar, anda menemui saya karena anda membutuhkan bantuan saya, bukan karena benar- benar merindukan saya."

Aya tahu, ini waktunya ia mendekat pada Levan. Kampret satu itu sedang butuh pegangan. Pegangan untuk menguatkan hatinya terhadap luka masa lalu maupun luka yang baru saja digoreskan oleh sang ibu.

Aya mendekat pada Levan. Menggenggam tangannya. Menganggukkan kepala, memberikan keyakinan pada Levan.

"Mam-"

"Tak perlu berbelit- belit! Jelaskan saja!" masih memunggungi sang ibu.

"Lea sedang sakit," lirih Desi melontarkan nya, ia memeluk Lea dalam dekapannya.

"Lalu apa hubungannya dengan saya?
Bukankah suami baru anda yang seharusnya menanganinya?" nada suaranya berubah sedikit berat.

"Om Deni sedang mempunyai masalah keuangan. Sedangkan Lea perlu biaya yang besar untuk berobat."

My Possessive Kay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang