17

15.5K 1.3K 118
                                    

Maaf kalau udah buat nunggu lama. Part ini ditulis tanpa koreksi. Jadi kalau ada typo, mohon dikoreksi☹

~Enjoy it guys~

Pagi ini diawali dengan embun pagi dan semilir angin yang berhembus pelan. Helai-helai daun meneteskan air lalu menyatu kembali pada tanah dibawahnya.

Sejak pagi sekali, Zafran sudah membuka mata serta beraktivitas kecil didalam kamar sederhananya. Berawal dari bermimpi lalu terbangun dan gagal untuk mencoba tidur lagi. Akhirnya ia memutuskan menyerah untuk memejamkan mata lalu memilih menggambar.

Terhitung sudah satu jam waktu berjalan, ada sekitar dua sketsa kasar yang sudah diselesaikan laki-laki itu. Mungkin saat ini adalah sketsa yang ketiga.

Cklek

Bunyi suara pintu membuat Zafran meletakkan pensilnya lalu beranjak berdiri setelah sedari tadi pantatnya setia menempel pada kursi.

"Ah, Tuan Muda sudah bangun?" Tanya Ervin setengah terkejut setelah orang yang berniat ia bangunkan sudah berdiri dengan tegap dihadapannya.

"Hm, ya." Balas Zafran. Setelah melihat siapa yang datang ke kamarnya, ia kembali melangkah ke meja belajar. Kembali menggambar, lebih tepatnya.

"Hari ini Anda akan kembali homeschooling." Ucap Ervin mengingatkan.

"Ya. Aku mengerti." Jawab Zafran tanpa menoleh kearah asisten pribadinya. Tangannya sibuk menggoreskan pensil pada kertas gambar didepannya.

"Apa Anda menginginkan sesuatu? Mungkin secangkir coklat panas?" Tanya Ervin memberikan penawaran.

"Tidak perlu. Aku setelah ini selesai." Jawab Zafran yang dibalas anggukan oleh Ervin meski laki-laki itu tidak melihatnya.

Terhitung tiga puluh menit, Zafran bergerak merapikan meja belajarnya. Melihat apa yang dilakukan Tuan Mudanya, segera Ervin bergerak membantu.

"Anda ingin mandi setelah ini?" Tanya Ervin menoleh sekilas kearah Zafran meski tangannya masih sibuk membereskan beberapa pensil warna dan meletakkan ke tempat semula.

"Ya." Jawab Zafran dengan mengangguk samar.

"Saya akan menyiapkan pakaian Anda." Ucap Ervin.

"Hm. Terima kasih." Sahut Zafran. Ia beranjak berdiri, membiarkan Ervin merapikan meja belajarnya lalu melangkah menuju kamar mandi.

🌠🌠

Zafran berjalan melewati lorong berdinding kaca super besar bersama Ervin di samping kirinya. Ia memasukkan kedua tangannya di saku jaket dengan kepala sesekali menoleh untuk melihat pemandangan luar.

"Selamat pagi." Sapa Zafran menghampiri Bian yang duduk di sofa berwarna hitam.

"Selamat pagi, Tuan Muda." Balas Bian. Pria itu segera beranjak berdiri lalu menjabat tangan Zafran kemudian mengulas senyum yang diarahkan kepada Ervin.

"Paman, aku akan belajar di ruang baca." Ucap Zafran dengan beralih menatap kearah Ervin yang berdiri dibelakangnya.

"Lagi?" Tanya Ervin memastikan.

"Ya. Apa tidak boleh?" Tanya Zafran. Nada bicaranya ia ubah menjadi datar.

"Ah, tidak seperti itu. Akan saya siapkan kebutuhan Anda." Jawab Ervin lalu melangkah pergi.

"Mr. Bian sudah menyantap sarapan pagi ini?" Tanya Zafran. Matanya melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi.

Sungguh, papanya benar-benar berniat membuat ia tidak bisa bersekolah umum. Jam delapan pagi dan orangtuanya sudah mengundang guru untuk datang ke mansion.

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang