Btw, kalau nemu typo. Minta tolong dikoreksi ya, nanti biar aku revisi. Maaciw💖 biar Fano gak nyasar di cerita ini lagi😢
~Enjoy it guys~
Kedua mata itu mengerjap pelan. Berkedip beberapa kali guna menyesuaikan dengan cahaya lampu yang terletak di langit ruangan.
Kesadarannya baru terkumpul setelah hitungan detik ke sepuluh. Ia mengedarkan pandangan ke sekitar dan seakan paham dimana dirinya sekarang.
Pandangannya teralih kearah dimana lengan kanannya dielus pelan. Seorang wanita tersenyum kearahnya.
"Sudah lebih baik? Mana yang sakit?" Leona bertanya dengan suara pelan. Zafran menggeleng.
Dadanya memang sesak karena belum bisa bernafas dengan benar. Kepalanya juga masih terasa sakit. Selebihnya, ia baik-baik saja.
Ah, mungkin satu yang tidak baik. Niat dirinya untuk bersekolah umum akan mundur lebih lama.
"Minum ma." Ucapnya lirih. Tenggorokannya terasa kering.
Leona segera beranjak dari duduknya lalu mengambil segelas air putih lengkap dengan sedotan. Ia mendekatkan gelas itu kearah Zafran.
Setelah tiga teguk, Zafran menolak untuk minum kembali. Leona kembali menaruh gelas diatas rak dan duduk di kursi sebelah ranjang anaknya.
Jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Darel juga masih tidur lelap di sofa yang terletak tidak jauh dari ranjang Zafran.
"Mama panggilkan dokter." Kata Leona dengan menekan tombol yang ada diatas ranjang anaknya.
Tok Tok
Suara ketukan pintu membuat Leona menoleh kearah sumber suara lalu beranjak berdiri.
Dokter Yuda datang bersama satu perawat perempuan yang berjalan dibelakangnya. Menunduk sekilas kearah Leona lalu mendekati ranjang Zafran.
"Sudah merasa lebih baik?" Tanya Dokter Yuda dengan meletakkan diaphragm stetoskopnya di dada Zafran.
"Ya." Balas Zafran singkat.
"Mulut dan tenggorokan masih terasa tidak nyaman?" Tanya Dokter Yuda dengan melihat sekilas kearah pasiennya.
"Tidak." Jawab Zafran yang dibalas anggukan paham oleh Dokter Yuda.
Pria berjas putih itu melepas earpieces stetoskop dari telinga lalu mengalungkannya di leher. Pandangannya beralih kearah wanita yang berperan sebagai ibu dari pasien yang ia rawat.
Dokter Yuda melangkah menjauhi ranjang, digantikan oleh perawat yang mencatat perkembangan kesehatan Zafran di kertas yang ia bawa.
"Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi kacang almond walau dalam takaran sedikitpun." Jelas Dokter Yuda saat ia berdiri dihadapan Leona.
"Untuk beberapa hari kedepan, kami akan tetap melakukan pemeriksaan kepada pasien. Jika keadaannya semakin membaik, pasien diperbolehkan pulang." Ucap Dokter Yuda.
"Walaupun begitu, dalam jangka waktu dua minggu pasien diminta untuk tidak mengkonsumsi kacang atau makanan lain. Hal ini bertujuan agar mencegah tidak adanya efek susulan yang terjadi akibat alergi ini." Lanjut Dokter Yuda.
Leona mengangguk paham. Otaknya berkerja untuk menghafal setiap rentetan penjelasan dari Dokter yang menangani anaknya tersebut.
"Terima kasih atas penjelasannya Dokter Yuda." Ucap Leona dengan mengulas senyum di bibirnya.
"Tolong lakukan yang terbaik untuk Zafran." Lanjut Leona.
"Sudah tugas kami." Balas Dokter Yuda tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFRAN
Teen FictionNamanya Zafran Aciel. Sangkar emas yang diciptakan keluarganya telah mengurung laki-laki itu selama 16 tahun. Peraturan dan larangan selalu menghantuinya 24 jam. Semua kegiatannya sudah tertulis dengan rinci, jelas, dan akurat tanpa ada bantahan. Si...