~Enjoy it guys~
Terhitung sudah tiga hari sejak Darel pergi ke Italia untuk mengurus perusahaannya. Sejak saat itulah Zafran sedikit menikmati kebebasannya karena kedua kakaknya juga disibukan dengan pekerjaannya masing-masing.
Tak tau pasti kapan papanya itu akan pulang, yang terpenting ia ingin menikmati waktu yang jarang sekali ia dapatkan seperti sekarang, pikir Zafran.
Cklek
Zafran menolehkan kepalanya kearah pintu, penasaran siapa yang datang ke kamarnya sepagi ini.
"Tuan Muda." Panggil Ervin setengah kaget.
"Hm." Balasan singkat dari Zafran membuat Ervin menghampiri laki-laki itu. Ia melihat kearah jam dinding dan jam tangan miliknya bergantian. Tidak salah, sekarang masih jam lima pagi dan itu cukup mengherankan untuk ukuran anak bungsu Euan yang bukan golongan morning person.
"Apa ada sesuatu Tuan Muda?" Tanya Ervin.
"Maksudmu?" Dahi Zafran berkerut.
Ervin membasahi bibirnya "Maksud saya, kenapa Tuan Muda sudah bangun mengingat sekarang masih sangat pagi."
"Tak apa. Hanya ingin." Kata Zafran.
Ervin mengangguk tak mau terlalu memperpanjang masalah.
"Tuan Muda ingin saya bawakan sesuatu? Kebetulan maid sudah bersiap untuk membuat sarapan."
"Em, buatkan aku sereal dan susu saja." Mendengar permintaan dari tuannya, membuat Ervin lantas mengangguk dan ijin pergi meninggalkan kamar.
🌠🌠
Sekarang hanya tinggal Zafran seorang diri. Ia bergegas dari tempat duduk yang terletak di samping jendela besar kamarnya menuju kamar mandi. Sepertinya gosok gigi dan sekedar cuci muka bukanlah ide buruk.
Tak berselang lama, Ervin datang bersamaan dengan Zafran yang meletakkan handuk kecilnya di tiang besi yang terletak di depan pintu kamar mandi.
"Silahkan Tuan Muda." Kata Ervin meletakkan nampan berisi sereal dan segelas susu putih diatas meja belajar.
"Paman sudah sarapan?" Tanya Zafran. Ia menyeret kursi duduk diatasnya lalu menyantap makanannya perlahan.
"Saya akan sarapan tepat jam tujuh nanti. Jawab Ervin yang dibalas anggukan Zafran.
"Paman, apa kau melihat mama dibawah?" Tanya Zafran. Setelah sepuluh menit sarapannya telah selesai. Ia membersihkan tepi bibirnya dengan sebuah tisu setelah menegak habis susunya.
"Tidak, Tuan Muda. Mungkin nanti akan turun bersama dengan Tuan Ansel dan Tuan Arsen." Jawab Ervin. Ia mengambil peralatan makan Zafran lalu pamit pergi untuk menaruhnya di dapur.
Zafran mengambil sebuah kanvas kosong yang terletak tidak jauh dari tempatnya sekarang. Membuka laci lalu mengambil peralatan lukisnya. Ia menghidupkan ipad lalu mencari sebuah gambar pantai yang rencananya akan ia lukis.
Sebuah sketsa kasar sudah selesai. Zafran meletakkan pensilnya, melirik sebentar ke jam dinding yang menujuk pada angka enam. Ia mengedikkan bahu, acuh dengan waktu dan memilih nelanjutkan kegiatannya. Tangannya terulur mengambil sekumpulan kuas yang terletak di pojok meja beserta paletnya. Menggoreskan cat warna pada kanvas yang pada akhirnya menghasilkan paduan warna yang indah.
🌠🌠
Dua jam berlalu, Zafran tersenyum simpul menatap hasil lukisannya. Disana ada sebuah pemandangan pantai dengan hamparan pasir yang lembut dan semburat awan yang membuat perpaduan menjadi sempurna. Tidak lupa sebuah kapal kecil berada ditengah-tengah pantai yang tengah berlayar lengkap dengan siluet lima bayangan. Ya, itu keluarganya. Lima anggota.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFRAN
Teen FictionNamanya Zafran Aciel. Sangkar emas yang diciptakan keluarganya telah mengurung laki-laki itu selama 16 tahun. Peraturan dan larangan selalu menghantuinya 24 jam. Semua kegiatannya sudah tertulis dengan rinci, jelas, dan akurat tanpa ada bantahan. Si...