~Enjoy it guys~Suasana meja makan menjadi mencekam dan menegangkan. Zafran mengangkat kepalanya saat lima menit berselang keluarganya belum juga membuka suara.
"Apa kamu sedang bermimpi?" Tanya Arsen.
"Tidak." Jawab Zafran.
Ia memang ingin bersekolah umum dan keinginannya sudah bulat. Kenapa kakaknya menganggap ia sedang bermimpi? Bukankah itu keterlaluan?
"Kamu memang ingin mencari masalah rupanya." Kini giliran Ansel membuka suara.
Emosinya sudah di ujung kepala, siap meledak kapan saja. Apa-apaan dengan keinginan adiknya itu!
"Tidak akan ada sekolah umum untukmu!" Pernyataan otoriter itu keluar dadi mulut Darel.
"Pa." Ucap Zafran. Ia menatap papanya dengan tidak terima. Dirinya hanya ingin bersekolah dan apa yang salah dari itu?
"Sekali tidak tetap tidak." Kata Darel dengan menatap tajam kearah Zafran. Memperingati anaknya agar tidak bertingkah konyol lebih banyak lagi.
"Tapi kenapa kak Ansel dan kak Arsen dulu bersekolah umum? Kenapa aku sekarang tidak diperbolehkan?" Tanya Zafran menuntut.
"Karena kamu berbeda." Jawab Darel datar.
"Pa, tolong. Aku sudah bosan jika terus belajar di rumah." Ucap Zafran memelas.
"Apa kamu benar-benar ingin bersekolah?" Tanya Ansel.
"Ya. Aku ingin bersekolah umum. Aku tidak sedang bermain-main sekarang." Jawab Zafran mantap.
"Pa, bagaimana?" Tanya Ansel menoleh kearah Darel meminta pendapat.
"Tidak." Jawab Darel final.
Kepala keluarga Euan itu berdiri dari duduknya. Lalu melangkah menjauh dari meja makan.
"Kamu dengar kan keputusan papa?" Tanya Ansel menatap kearah Zafran.
"Tidak ada sekolah umum untukmu." Lanjut Ansel juga beranjak dari duduknya.
Lebih baik ia segera menjauh dari ruang makan daripada emosinya nanti meledak disana.
"Kak Arsen." Panggil Zafran. Menatap serius kearah Arsen, berusaha menyakinkan kakaknya.
"Kamu mulai home schooling dua hari lagi." Kata Arsen.
"Aku tidak mau home schooling." Ucap Zafran tetap pada pendiriannya.
Arsen menghela nafas berat. Ia sudah cukup pusing dengan pekerjaannya dan sekarang dibuat pusing lagi dengan keinginan adiknya.
Niat awalnya untuk cuti bekerja agar mengistirahatkan fisik dan pikirannya sirna begitu saja.
"Ervin!" Seru Arsen.
"Ya, Tuan Muda." Balas Ervin. Pria itu melangkah mendekati Arsen.
"Bawa Zafran ke kamar. Jangan biarkan ia keluar dari kamar. Ingat pesan dari papa, hukuman dia belum berakhir." Titah Arsen.
Setelah mengucapkan kalimat itu, Arsen beranjak dari duduknya. Menyisakan Zafran dan Leona yang mengisi ruang makan berukuran besar itu.
"Ma." Sekarang giliran Zafran yang harus membujuk mamanya.
Setidaknya harus ada satu dari anggota keluarga yang memihaknya dan setuju jika ia bersekolah umum.
"Mama tidak bisa membantu. Kamu lihat papa dan kedua kakakmu sudah tidak setuju." Ucap Leona seakan tahu apa yang ingin dibicarakan oleh anak bungsunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFRAN
Teen FictionNamanya Zafran Aciel. Sangkar emas yang diciptakan keluarganya telah mengurung laki-laki itu selama 16 tahun. Peraturan dan larangan selalu menghantuinya 24 jam. Semua kegiatannya sudah tertulis dengan rinci, jelas, dan akurat tanpa ada bantahan. Si...